Tragedi Sriwijaya Air
Dirut Ungkap Soal Kondisi Mesin Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Tipe Boing dan Perdana Terbang 1994
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami delay selama 30 menit lalu take off dan hilang kontak setelah baru 4 menit di udara.
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
Sementara itu, nelayan Pulau Lancang pertama kali mendengar suara ledakan seperti suara petir di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

Saat itu, lokasi jatuhnya pesawat sedang diguyur hujan deras.
Nelayan tersebut melapor ke Pemkab Kepulauan Seribu.
Profil Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak dan jatuh kemarin, Sabtu (10/1/2021) merupakan tipe Boeing 737-500.
Dikutip dari Tribunnews.com, pesawat Boeing itu buatan Amerika Serikat. Pesawat ini satu keluarga dengan 737 Classic.
Pesawat itu pertama kali melakukan penerbangan pada Mei 1994.
Baca juga: Profil Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak dan Jatuh di Kepulauan Seribu, Usia Pesawat 26 Tahun
Baca juga: Daftar Manifes Nama-nama Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang Dinyatakan Jatuh
Untuk spesifikasi, Boeing 737-500 memiliki panjang 32 meter, lebar sayap 28,9 meter dan tinggi pesawat mencapai 11 meter.
Berat pesawat ini 60.500 kilogram, dan mampu mengangkut penumpang hingga 132 orang kelas ekonomi.
Pesawat Boeing 737-500 ini memiliki kecepatan jelajah 795 kilometer per jam, dan kecepatan maksimumnya 910 kilometer per jam. Boeing 737-500 memiliki mesin CFMI CFM56-3B1 / 3B2.

Pesawat ini merupakan pesawat terpendek dari keluarga Boeing lainnya.
Maskapai yang pertama menggunakan pesawat jenis ini adalah Southwest Airlines pada 1987.
Namun, maskapai Southwest Airlines menerbangkan terakhir kali pada tahun 2016.
Beberapa maskapai masih menggunakannya termasuk Sriwijaya Air.
Pesawat ini menjadi favorit di kalangan maskapai negara Rusia dan dipakai oleh Nordavia, Rossiya Airlines, S7 Airlines, Sky Express, Transaero, UTair, dan Yamal Airlines