Hamliah Kehilangan Janin 6 Bulan Setelah Disarankan Puskesmas Serang Dirujuk Langsung ke RSDP

Di rumah sakit, keduanya kembali ditanya keluhan sakit yang dirasakan ketika menjalani pemeriksaan.

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Agung Yulianto Wibowo
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo
Hamliah (kiri) 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Hamliah, warga lingkungan Kubang Kemiri, Kelurahan Sukawana, Kecamatan Serang, Kota Serang, mengaku ditolak Puskesmas Serang, Jumat (8/1/2021).

Dia mengaku ditolak puskesmas saat hendak memeriksakan janin yang dikandungnya.

Hamliah mengatakan, sebelum ke puskesmas, dia merasa pusing.

Baca juga: Daftar Tempat Vaksinasi Covid-19 di Kota Serang: 16 Puskesmas, 9 Klinik Swasta, dan 8 Rumah Sakit

Baca juga: 178 Tenaga Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Serang Terpapar Covid-19

Baca juga: Cerita Perawat Puskesmas Penyintas Covid-19 Asal Tangsel, Ingatkan Masyarakat Soal Prokes

Didampingi kakaknya, Nadiroh, Hamliah pergi ke Puskesmas Serang setelah magrib untuk berobat.

Kandungan Hamliah berusia 6 bulan.

Kepada TribunBanten.com, Jumat (15/1/2021), Hamliah bertemu seorang bidan di Puskesmas Serang.

Bidan itu mengatakan tidak ada dokter yang bisa menangani pasien di Puskesmas Serang.

Bidan itu juga meminta Hamliah dan Nadiroh untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Selain itu, bidan meminta keduanya untuk tidak memberitahu rumah sakit bahwa mereka sempat mendatangi puskesmas.

"Katanya begini, ibu kalau ditanya bilang saja dari rumah jangan dari sini," ujar Hamliah saat ditemui di rumahnya, Jumat.

Hamliah dan Nadiroh bingung, kenapa pihak puskesmas tidak ingin rumah sakit mengetahui kunjungan keduanya.

Nadiroh yang melihat Hamliah kesakitan kemudian mengantarnya ke Rumah Sakit Umum Drajat Prawiranegara (RSDP).

Di rumah sakit, keduanya kembali ditanya keluhan sakit yang dirasakan ketika menjalani pemeriksaan.

Hamliah pun bercerita sebelum datang ke rumah sakit sempat mendatangi Puskemas Serang, tetapi tidak mendapat penanganan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Banten Dilakukan oleh Tenaga Kesehatan dan Puskesmas Pilihan

"Pihak rumah sakit juga marah-marah kenapa puskesmasnya tidak mau menangani," katanya.

Setelah mengetahui cerita tersebut, pihak RSDP langsung menangani Hamliah.

Namun, beberapa hari setelah mendapatkan perawatan, janin yang dikandung Hamliah dinyatakan sudah meninggal dunia.

Puskesmas Segera Evaluasi

Kepala Puskesmas Serang, Yayat Cahyati mengatakan pada saat itu pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Menurut dia, langkah yang diambil pihak puskesmas sudah tepat karena pasien sedang mengandung.

Pihak puskesmas menyarankan agar pasien datang ke rumah sakit sehingga langsung mendapatkan penanganan secara cepat.

Jika pasien belum ditangani puskesmas tetapi sudah dirujuk ke rumah sakit, pihak puskesmas yang akan ditegur.

Puskesmas Serang
Puskesmas Serang (TribunBanten.com/Marteen Ronaldo)

"Petugas kami meminta pasien untuk langsung saja ke rumah sakit. Kalau ke kita dan rujuk lagi pasien bisa lama, telepon dokter, telepon rumah sakit, dan lainnya, sementara bayinya bisa meninggal dunia," katanya saat dihubungi, Jumat (15/1/2021).

Menurut Yayat, pada saat itu pasien sedang mengalami anamesa yang menerangkan bersangkutan harus mendapatkan perawatan lebih intensif di RSDP.

"Atas anamesa itu, dengan kami bilang ibu baiknya begini-begini, kami anggap sudah tepat agar pasien dan bayinya dapat terselamatkan," ucap Yayat.

Baca juga: Bertambah 3 Puskesmas dan 6 Ambulans, Pelayanan Kesehatan di Pandeglang Diharapkan Meningkat

Pihaknya pun nanti akan memanggil petugas yang pada saat malam itu berjaga dan akan segera melakukan evaluasi secara cepat.

Apabila dibutuhkan sanksi terhadap pelaku, nantinya ia bersama dengan jajaran puskesmas yang ada akan memberikan sanksi sebagai bentuk keteledoran atas pemberian pelayanan.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved