Wisata ke Rangkasbitung Lebak, Nikmati Jajanan Tradisional Kue Ape
Bagi anda yang ingin bernostalgia mengenang masa lalu maka datanglah ke Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Glery Lazuardi
Laporan wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM LEBAK - Bagi anda yang ingin bernostalgia mengenang masa lalu maka datanglah ke Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Rangkasbitung merupakan ibu kota dari Kabupaten Lebak.
Rangkasbitung sudah dikenal sejak zaman penjajahan.
Di tempat ini, seorang asisten residen bernama Eduard Douwes Dekker menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Mengajak Masyarakat untuk Wisata Kemanusian, Apa itu? Berikut Penjelasannya
Baca juga: Sandiaga Uno Tegaskan 2021 Harus Jadi Tahun Pemulihan Pariwisata di Indonesia
Selain menjadi tempat tujuan wisata, Rangkasbitung juga menawarkana sejumlah kuliner khas.
Salah satu di antaranya, yaitu Kue Tete atau Kue Ape.
Cemilan tradisional ini akan membawa anda bernostalgia ke masa kecil.
Di antara banyaknya jajanan tradisional Kue Ape atau yang bisa dikenal Kue Tete, masih bisa ditemukan di Rangkasbitung, Lebak.
Kue Ape ini memiliki aroma yang khas berasal dari daun suji dan pandan.
Pinggirannya yang berwarna coklat renyah dan di bagian tengah yang empuk, menjadi ciri khas dari Kue Ape ini.
Pembuatannya yang cepat dan simpel, hanya menaruh adonan ke dalam cetakan lalu ditutup selama 1-2 menit, kue ape sudah matang.

"Kue Ape atau Kue Tete ini dibuat dari olahan tepung beras, tepung kanji, daun suji, pasta pandan, dan bumbu penyedap lainnya," ujar Ram pedagang kue ape kepada, TribunBanten.com, Jumat (15/1/2021).
Jajanan ini dibuat dengan cara disangrai diatas arang dan cetakannya yang terbuat dari gerabah.
Ram menjelaskan, agar cita rasa khas dari kue ape ini tidak hilang harus di masakan dengan cara di sangrai di atas arang.