Gempa Majene

Pagi Ini Majene Kembali Diguncang Gempa Susulan Magnitudo 5,0, Pusat Gempa di Darat

Menurut BMKG, gempa susulan gempa magnitudo 5,0 di Majene pagi ini tidak berpotensi tsunami.

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Abdul Qodir
ntnews.co.au
Ilustrasi Gempa guncang Sumur Pandeglang, Banten dengan magnitudo 5,3 pada Rabu (26/8/2020). 

TRIBUNBANTEN.COM - Belum hilang trauma dan kerusakan akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2, Jumat (15/1/2021) dini hari, warga di wilayah Majene Sulawesi Barat kembali diguncang gempa susulan magnitudo 5,0 pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06:32:54 WIB.

Pusat gempa magnitudo 5,0 berada di darat 20 km Timur Laut Majene, di 2.89 Lintang Selatan - 119.03 Bujur Timur, dengan kedalaman 10 Km.

Skala gempa adalah III MMI di Majene.

Menurut BMKG, gempa susulan gempa magnitudo 5,0 di Majene pagi ini tidak berpotensi tsunami.

"Mag:5.0, 16-Jan-21 06:32:54 WIB, Lok:2.89 LS,119.03 BT (20 km TimurLaut MAJENE-SULBAR), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," demikian dikuti dari akun twitter BMKG, Sabtu (16/1/2021).

Majene Sulawesi Barat kembali diguncang gempa susulan magnitudo 5,0 pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06:32:54 WIB - Pagi Ini Majene Kembali Diguncang Gempa Susulan Magnitudo 5,0, Pusat Gempa di Darat
Majene Sulawesi Barat kembali diguncang gempa susulan magnitudo 5,0 pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06:32:54 WIB - Pagi Ini Majene Kembali Diguncang Gempa Susulan Magnitudo 5,0, Pusat Gempa di Darat (Twitter BMKG)

Sementara itu, hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 02.00 WIB, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021), pukul 01.28 WIB atau 02.28 Wita.

Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.

Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.

Baca juga: Kantor Gubernur Sulbar Hancur Terdampak Gempa, 2 Orang Masih Terjebak dan Belum Dievakuasi

Selain itu, korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane.

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta beroordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.

Hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

Ada Aktivitas Sesar Aktif Mamuju-Majene Thrust Bergerak

Pusat gempa Majene Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari.
Pusat gempa Majene Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari. (BMKG)

Gempa mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, dengan kekuatan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 01.28 WIB.

Episenter gempa terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT di darat dengan kedalaman 10 km.

Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB, gempa juga terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,9.

Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), Daryono, menyampaikan penyebab gempa Majene berkekuatan magnitodo 5,9 dan 6,2 tersebut.

Ia mengungkapkan, baik gempa pertama maupun kedua merupakan jenis gempa kerak dangkal (Shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

"Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Pakar Geologi Sudah Prediksi Gempa di Majene, Sempat 18 Kali Diguncang Selama Sepekan

Bangunan ambruk usai gempa bumi magnitudo 6,2 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021).
Bangunan ambruk usai gempa bumi magnitudo 6,2 di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). (TRIBUN-TIMUR.COM/NURHADI)

BMKG mencatat ada 28 kali gempa menguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, sejak Kamis kemarin hingga Jumat pagi.

Daryono menjelaskan kedua gempa ini memiliki keterkaitan dan termasuk gempa merusak.

Episenter gempa pertama ini terjadi di koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT, atau lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.

Adapun gempa Majene berkekuatan Magnitudo 5,9 yakni pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB, merupakan gempa pendahuluan atau pembuka (foreshock).

"Untuk sementara saat ini, gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi statusnya sebagai gempa utama (mainshocks). Semoga status ini tidak berubah dan justru akan meluruh, melemah hanya terjadi gempa susulan (aftershocks) dengan kekuatan yang terus mengecil dan kembali stabil," kata Daryono.

Sudah ada peringatan gempa susulan

Kondisi terkini Kantor Gubernur Sulawesi Barat atau Sulbar di Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Mamuju, Jumat (15/1/2021), usai diguncang gempa. Tampak bagian depan bangunan ambruk. Dua petugas jaga dilaporkan tertimpa reruntuhan.
Kondisi terkini Kantor Gubernur Sulawesi Barat atau Sulbar di Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Mamuju, Jumat (15/1/2021), usai diguncang gempa. Tampak bagian depan bangunan ambruk. Dua petugas jaga dilaporkan tertimpa reruntuhan. (HANDOVER)

Sebelumnya, pihak BMKG sudah mengimbau masyarakat untuk tak menempati bangunan tempat tinggalnya yang rusak karena gempa.

Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi gempa susulan

Selain itu, masyarakat diimbau untuk waspada dengan kawasan perbukitan bertebing curam karena berpotensi terjadinya longsoran dan runtuhan batu jika terjadi gempa susulan.

Apalagi, saat musim hujan seperti sekarang.

"Mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969, masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Majene perlu waspada jika merasakan gempa kuat agar segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG," kata Daryono.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah memercayai informasi hoaks mengenai prediksi dan ramalan gempa yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar maupun tsunami.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved