Tragedi Sriwijaya Air

Terungkap Ada Pesawat Lain Saat Sriwijaya Air SJ 182 di Udara, Ini yang Dilakukan Kapten Afwan

Peristiwa dalam empat menit terakhir sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terjatuh di Kepulauan Seribu diungkap oleh AirNav Indonesia.

Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
Tribunnews/Danny Permana
ilustrasi. Pesawat milik maskapai penerbangan nasional Sriwijaya Air tinggal landas meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Banten. 

Hasil Pemaparan KNKT

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memaparkan hasil temuan terkait insiden terjatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Berdasarkan paparan itu, terungkap apa yang dilakukan kapten Afwan, pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182, sebelum pesawat terjatuh.

KNKT memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 lalu tidak pecah di udara.

Saat jatuh ke air, pesawat itu dalam kondisi utuh.

”Ada yang mengatakan pesawat pecah di atas udara. Itu tidak benar. Pesawat secara utuh sampai di air, tidak ada pecah di udara," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI terkait kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).

Awan Kumolonimbus di Langit Jakarta Saat Sriwijaya Air SJ 182 Take Off, Berbahaya Bagi Penerbangan

Denny Darko Syok Liat Plastik Kuning Besar di Ruang Autopsi Sriwijaya Air SJ-182 : Hawanya Beda Dok

Soerjanto menjelaskan, berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah dengan lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 15 sampai 23 meter.

Beberapa bagian pesawat sudah ditemukan seperti ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, serta bagian ekor.

Bagian-bagian tersebut menurut Soerjanto telah mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belakang.

Ia juga menyebut mesin di turbin masih dalam keadaan hidup. Kondisinya rontok ada indikasi masih berputar ketika membentur air.

Berdasarkan temuan itu, ia mengatakan tidak ada bukti pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami ledakan di udara sebelum membentur air.

"Luas sebaran dan ditemukannya bagian pesawat dari depan sampai belakang, konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," tutur Soerjanto.

KNKT telah mengunduh data kotak hitam “Flight Data Recorder” pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sejak ditemukan pada 13 Januari.

Berdasarkan data FDR itu, terdapat 370 parameter dan semua dalam kondisi baik. Sebelum pengunduhan data, perlu ada perlakuan (treatment) khusus yang harus dilakukan.

KNKT menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (9/1) pukul 14.40 WIB.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved