Virus Corona
Hoaks Jakarta Total Lockdown 12 hingga 15 Februari, Berikut Penjelasan Pemerintah
Telah beredar informasi disinyalir hoaks. Informasi itu berupa imbauan mempersiapkan diri karena akan lockdown total.
TRIBUNBANTEN.COM, JAKARTA - Telah beredar informasi disinyalir hoaks.
Informasi itu berupa imbauan mempersiapkan diri karena akan lockdown total.
Pesan broadcast terkait lockdown total itu berbunyi:
"Perhatian... Perhatian... Sudah lihat tv? Hari ini sudah lihat tv belum?
Baru saja diumumkan Presiden Joko Widodo bahwa mulai 12 Februari 2021, hari Jumat jam 8 malam sampai 15 Februari 2021 Senin jam 5 pagi Jakarta lockdown total.
Tidak boleh keluar rumah sama sekali. Toko dan restoran semua tutup. Semua harus diam di rumah. Harus sedia bahan makanan untuk makan di rumah dan jangan keluar rumah karena akan ditangkap langsung dan di-swab. Didenda besar sekali. Stay at home."
• Jelang Pencoblosan, Tim Cyber Media Polda Banten Mulai Patroli Serangan Hoaks Pilkada di Medsos
• Penyebaran Hoaks di Tengah Pandemi, Rugikan Industri Asuransi, Penegak Hukum Harus Bertindak
Pesan itu dibantah Kementerian Kesehatan dan Kepolisian Republik Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan sampai saat ini pemerintah belum melakukan kebijakan lockdown total, baik di DKI Jakarta maupun di daerah lainnya.
Menurut dia, pemerintah masih memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di masyarakat. PPKM saat ini sudah masuk tahap kedua, diberlakukan sejak 26 Januari hingga 8 Februari.
"Kemungkinan adanya relaksasi pun harus dilihat dari hasil evaluasi," kata dia, di Webinar, Jumat (5/2/2021).
Jubir Vaksinasi Covid itu mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh broadcast sesat tersebut.
"Masyarakat kami harap tenang dan jangan mempercayai sumber informasi yang tidak dapat dipercayai semacam itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan informasi sesat terkait bakal adanya lockdown total itu sangat meresahkan.
Efeknya bisa membuat masyarakat resah bahkan terpecah belah.
"Informasi itu tidak benar. Dengan adanya pesan tidak benar seperti ini, akan memberikan dampak negatif bagi siapa saja. Bahkan, bisa menciptakan opini negatif di masyarakat dan bisa membuat kegaduhan. Itu sangat mengkhawatirkan karena isinya bisa bersifat menghasut, bisa bersifat firnah," ujar Argo.
Dia mengimbau masyarakat jangan mudah membagikan informasi yang dirasa tidak benar. Masyarakat juga diminta untuk mencari kebenaran informasi yang diterima dari sumber yang terpercaya.