Marsah Penjual Sayur Asal Serang Ditemukan Tewas, Sosoknya Dikenal Ramah dan Pintar Bersolawat

Semasa hidupnya ia dikenal sebagai sosok perempuan yang ramah, penyayang dan sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Penulis: desi purnamasari | Editor: Yudhi Maulana A
istimewa
Ilustrasi Evakuasi Mayat 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari

TRIBUNBANTEN.COM, KABUPATEN SERANG - Marsah (43), penjual sayur yang ditemukan tewas di sungai kecil di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, diduga merupakan korban pembunuhan.

Semasa hidupnya ia dikenal sebagai sosok perempuan yang ramah, penyayang dan sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Ibunda Marsah, Sartamah mengatakan bahwa ia setiap harinya bekerja sebagai penjual sayuran keliling.

"Naik motor sendiri aja dari rumah ke Pasar Cikande, baru abis itu keliling ke kampung-kampung mulai dari Kampung Baru," ujarnya saat ditemui, TribunBanten.com, Jumat(12/2/2021).

Mulai dari pukul 04.30 WIB untuk pergi ke pasar dan akan dilanjut untuk menjajakan jualannya, setelah selesai berjualan pada pukul 12.00 WIB ia segera pulang ke rumah untuk menyiapkan makan siang keluarganya.

Marsah memiliki  empat orang anak, tiga diantaranya adalah seorang laki-laki dan satu perempuan yang masih berusia empat tahun.

Sementara suami korban hanya seorang buruh tani, yang tidak memiliki penghasilan pasti, mengharuskan ia ikut bekerja keras untuk membantu menopang kebutuhan keluarganya.

Setelah Dijemput ke Polresta, Herman Tewas dengan Kondisi Mengenaskan, Polri: 6 Polisi Tersangka

Anak Kades Ditemukan Tewas di dalam Karung dan Dibuang ke Bukit, Ayah Menjerit Peluk Jasad Putrinya

Selain dikenal ramah ia adalah seorang perempuan yang rajin mengikuti kegiatan pengajian, dan pintar dalam bersolawat.

"Kalau setiap pengajian pasti nunggu Marsah dulu baru dimulai," ucap perempuan berusia 70 tahun tersebut.

Marsah (Almh), adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.

"Selalu bekerja keras sampai-sampai kalau pulang abis jualan kakinya suka biru-biru tapi rasa lelahnya tidak pernah ia perlihatkan," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Seharian jual sayur kadang abis dapet Rp 300.000 sampai Rp 500.000 kalau lagi rame, kalau ngga abis paling dijual dirumah," ujarnya sambil terus menitihkan air mata.

Puput Putriani, menantu dari anak pertamanya marsah mengatakan ia adalah sosok yang baik, ramah dan lemah lembut.

"Masih tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya," ujar Puput.

Keluarga merasa sangat kehilang sosok Marsah, rasa sedih dan duka masih menyelimuti keluarga yang harus mengikhlaskan kepergiannya dengan cara yang teragis.

"Kami berharap agar pelaku segera ditangkap dan di beri hukuman yang setimpal agar Marsah tenang disana," ujar perempuan bekerudung sambil terus menitihkan air mata. 

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved