21 Warga di Desa ini Terlahir Kembar, Paling Tua Berusia 50 Tahunan dan Termuda Sekitar 3 Tahun

Fenomena orang terlahir kembar itu telah berlangsung sejak lama dan bahkan orang kembar di desa tersebut

KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Warga Desa Jonggrangan Kris Joko Raharjo bersama kembarannya Kris Joko Santoso ditemui di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (22/2/2021). 

TRIBUNBANTEN.COM - Sebanyak 21 warga Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, terlahir kembar.

Fenomena orang terlahir kembar itu telah berlangsung sejak lama dan bahkan orang kembar di desa tersebut sudah berumur hingga puluhan tahun.

"Iya benar. Di sini memang ada warga yang terlahir kembar dan jumlahnya cukup banyak," ujar Kepala Desa Jonggrangan, Sunarna kepada Tribun Jogja di kantornya, Selasa (23/2/2021).

Menurut dia, jumlah warga yang kembar identik maupun kembar dampit di desa yang ia pimpin berjumlah 21 pasang atau sebanyak 42 orang.

Baca juga: Orang Tua Kembar Siam Tak Bisa Menahan Haru, Anaknya Berhasil Dipisahkan, Ditangani 50 Dokter

Baca juga: Ibu Positif Covid-19 Lahirkan Bayi Kembar 4, Semua Negatif Virus Corona

Baca juga: Bertemu Pertama Kali setelah 20 Tahun Berpisah Berkat TikTok, Si Kembar Trena-Treni Saling Pandang

Puluhan warga kembar itu, kata Sunarna, tersebar di lima dukuh.

Namun di Dukuh Jonggrangan, jumlah orang kembar yang paling banyak, yakni mencapai 9 pasang.

Untuk rentang usia, juga beragam, paling tua orang kembar tersebut berusia sekitar 50 tahun dan paling kecil sekitar 3 tahun.

Saat ini, 21 pasang orang kembar itu, tidak semuanya di kampung. Sebab ada juga yang hidup di rantau.

"Semuanya enggak menetap di sini. Sebab, sudah ada orang kembar yang menikah dan hidup sama istri atau suaminya di daerah lain, ada yang di desa ini ada juga di daerah Klaten atau daerah lain," ucapnya.

Menurut Sunarna, di desa yang ia pimpin terdapat 10 dukuh dan 7 rukun warga (RW) serta 22 rukun tetangga (RT).

"Adapun jumlah warga di desa ini mencapai sekitar 4.000-an orang," imbuhnya.

Fenomena banyaknya orang terlahir kembar di Desa Jonggrangan, tidak memiliki sejarah tersendiri.

Sunarna mengaku jika fenomena itu diprediksi murni faktor genetik semata.

"Kalau sejarahnya saya kurang tahu juga. Tapi saya pikir ini murni genetik semata. Sebab dari beberapa orang kembar itu, silsilah keluarganya tidak semua memiliki keturunan kembar meski ada juga yang memiliki silsilah kembar," lanjutnya.

Sunarna mengakui dari keturunan ibunya juga memiliki anak kembar, yakni adik kandungnya yang bernama Ari Wibowo dan Ari Nugroho.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved