Respon Kemenag Soal Aliran Hakekok di Pandeglang, Ritual Mandi Bareng Tak Sesuai Syariat Agama
Pihak Kementerian Agama menyelidiki ritual aliran Hakekok Balatasutak di Desa Karang bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten.
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Pihak Kementerian Agama menyelidiki ritual aliran Hakekok Balatasutak di Desa Karang bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Mohammad Agus Salim, mengatakan Kementerian Agama mendapat informasi aliran Hakekok tak sesuai ajaran Islam.
"Kita akan melakukan pendalaman terlebih dahulu, apakah pengikut aliran Hakekok ini adalah muslim, infonya mereka muslim tapi kita tetap harus memastikan, artinya kalau dilihat dari ritualnya berarti aliran ini tidak sesuai dengan ajaran agama Islam," kata Agus dalam keterangan resminya yang dikutip Minggu (14/3/2021).
Baca juga: Pengakuan Pemimpin Aliran Hakekok di Pandeglang, Ajarkan Ritual Mandi Bareng untuk Hapus Dosa
Baca juga: Ritual Mandi Bareng untuk Hapus Dosa, Pimpinan Aliran Hakekok Akui Salah dan Ingin Tobat
Menurut dia, pihaknya melibatkan pemerintah daerah dan penyuluh Agama Islam setempat.
Selain itu, pihaknya akan menggandeng tokoh agama hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan instansi lain untuk membina dengan pendekatan agama.
"Bulan Februari kemarin, Direktorat Urais Binsyar Kemenag RI juga sudah menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Modul Penanganan Konflik Paham Keagamaan di Indonesia. Saat ini masih dalam proses penggodokan lebih lanjut, "kata dia.
Dia menjelaskan modul Penanganan Konflik Paham Keagamaan nantinya akan menjadi regulasi penanganan konflik terkait paham-paham keagamaan.
Modul itu, kata dia, juga menyertakan standar operasional prosedur (SOP) untuk melacak faktor-faktor penyebab serta bagaimana tahapan dalam merespon pesan.
"Dalam modul itu akan menerapkan koordinasi lintas sektoral dalam pelaksanaannya, ada dasar hukumnya, serta manfaat dan implikasi koordinasi lintas sektoralnya," ujarnya,
Sehingga hal itu dapat memudahkan penyuluh agama dalam merespon ketika ada kasus aliran seperti di Pandeglang ini.
Baca juga: Sosok Pemimpin Aliran Sesat Kelompok Hakekok di Pandeglang, Tertutup dan Tidak Pernah Sapa Warga
Baca juga: Menelisik Aliran Hakekok, Lokasinya Berada Jauh di Pedalaman Pandeglang
Untuk diketahui, warga Pandeglang Banten digegerkan adanya belasan orang yang diduga terlibat aliran sesat.
Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana, mengatakan aliran sesat yang bernama Hakekok itu dibawa seorang warga berinisial A.
Menurut dia, A mengaku murid seorang pemimpin ajaran tersebut yang berasal dari Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mereka menjalankan ritual mandi telanjang bersama di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kegiatan yang dilakukan di penampungan air PT GAL yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit di Desa Karangbolong itu diduga ritual aliran sesat.
Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (11/3/2021) pukul 10.00 WIB.
Sebanyak 16 orang tersebut tengan diperiksa di Polres Pandeglang.
"Ada 16 orang yang diamankan, terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan tiga anak-anak," kata Riky saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis.
Dari keterangan yang didapat sejauh ini, kata Riky, mereka melakukan mandi sebagai bagian dari ritual aliran yang disebut ajaran Hakekok.
Kegiatan ritual tersebut diakui baru dilakukan satu kali dengan tujuan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan menjadi lebih baik.
Saat ini 16 orang tersebut masih diperiksa dan polisi belum bisa menyimpulkan apakah ajaran Hakekok tersebut benar aliran sesat atau bukan.
"Besok (Jumat) baru akan dilakukan rapat dengan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem). Ada MUI juga untuk menentukan ini aliran sesat atau bukan," kata Riky.
Baca juga: 16 Orang Pandeglang Diduga Terlibat Aliran Sesat Hakekok, Jalankan Ritual Mandi Bareng Tanpa Busana
Baca juga: Diduga Ajaran Sesat, 16 Orang Diamankan Polres Pandeglang
Riky meminta masyarakat Pandeglang khususnya di Kecamatan Cigeulis untuk tidak khawatir dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut lantaran saat ini sudah ditangani oleh kepolisian.
Untuk diketahui, jajaran Polres Pandeglang mengamankan 16 warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.
16 orang itu terdiri dari lima orang perempuan, delapan laki-laki dan tiga orang anak-anak.
Berdasarkan pantauan Tribunbanten.com, warga diamankan aparat kepolisian pada Kamis
pukul 17.00 WIB.
Mereka dibawa menggunakan mobil polisi dan langsung dibawa ke rumah tahanan Polres Pandeglang.
Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana mengatakan upaya pengungkapan kasus itu berawal dari informasi warga.
Menurut dia, warga melihat ada sejumlah orang yang melakukan kegiatan keagamaan yang tidak lazim.
Para warga tersebut memiliki ajaran Akekoh yang diketuai oleh pria berinisial A (52) yang sudah diamankan.
"Untuk ajarannya, menganut ajaran Akekoh, dibawa oleh saudara E, almarhum. Diteruskan saudara Aeng, dengan ajaran Balatasutak di Kecamatan Cibaliung, dan Kabupaten Bogor," kata dia, saat ditemui di Mapolres Pandeglang, Kamis (11/3/2021).
Menurutnya, informasi warga mereka melakukan kegiatan keagamaan dengan membuka semua baju mereka tanpa menggunakan baju di sebuah penampungan air PT Gal.
Pihaknya masih melakukan penyelidikan yang langsung dilakukan oleh Satreskrim Polres Pandeglang.
Pihaknya berkoordinasi dengan Bakorpakem yang diketuai oleh Kejari Pandeglang.
"Nantinya akan ketahuan, apakah masuk ajaran sesat atau bukan. Sudah ada 16 orang kita amankan. Nanti ada kajian dari MUI kegiatan tersebut masuk aliran sesat atau bukan," tegasnya.
Baca juga: Pengalaman Mistis saat Mendaki, Burung Jalak Tuntun Pendaki Tersesat di Gunung Lawu, Ini Ceritanya
Baca juga: Pengalaman Horor Sopir Avanza Tersesat di Tengah Hutan Jumat Malam, Dengar Suara Mirip Minta Tolong
Pihaknya sudah mengantisipasi agar masyarakat yang berada di bawah tidak melakukan gejolak yang tidak diharapkan.
Pihaknya juga telah mengamankan baju milik para warga, KTP, dompet, dan yang lainnya.
"Untuk masyarakat Cigeulis jangan resah, orangnya juga sudah kita amankan. Besok juga kita akan melaksanakan rapat untuk mengetahui lebih dalam," tambahnya.