Ingat Bayi Dibuang dalam Kardus di Kolong Jembatan? 4 Tahun Diadopsi Bupati Cantik, Makin Ganteng
Ingat bayi dalam kardus yang dulu dibuang di kolong jembatan? Begini kabarnya sekarang setelah diadopsi Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
TRIBUNBANTEN.COM - Ingat bayi dalam kardus yang dulu dibuang di kolong jembatan? Tak terasa sudah empat tahun berlalu, begini kabarnya sekarang setelah diadopsi Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Nasib malang yang awalnya menimpa seorang bayi, berakhir manis.
Empat tahun yang lalu, bayi laki-laki ini dibuang di kolong jembatan, lalu ditemukan dalam kondisi terbungkus kardus.
Bayi itu akhirnya diangkat menjadi anak oleh Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan diberi nama Muhammad Keenan Nabeel Rachadiputra.
Bagaimana kabar terbarunya? Intip potret terbarunya sekarang.
Tahun 2017 lalu, bayi malang tak berdosa ini dibuang di bawah jembatan.
Orangtuanya tega membuang bayi tersebut di bawah jembatan bahkan tanpa pakaian sehelaipun.
Beruntung, pertolongan Allah untuk anak tanpa dosa itu segera tiba.
Nasibnya pun kini berubah, bayi yang dulu dibuang di bawah jembatan tersebut diangkat menjadi anak seorang Bupati Cantik.
Baca juga: Viral ART Makan di KFC untuk Pertama Kalinya, Majikan Ikut Bahagia: Lihat Mbakku Bisa Ketawa
Baca juga: Viral Pemuda Meniru Gaya Dr Zakir Naik, Begini Awal Mula Noval Turun Membuat Konten Impersonate
Ia pun menjadi anak lelaki yang tampan dan tumbuh menjadi jagoan yang dibanggakan oleh ibunya yakni Cellica Nurrachadiana, Bupati Karawang.
Bayi tersebut diberi nama Muhammad Keenan Nabeel Rachadiputra oleh Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Sebelumnya, melalui laman Instagram pribadinya @cellicanurrachadiana, Bupati Karawang ini mengunggah sebuah video yang memperlihatkan seorang bayi yang sedang berada di dalam kardus.
Bismillahirohmannirrohim, Di bawah jembatan alun alun Karawang, Jum'at 27 Ocktober 2017, terdengar tangisan seorang bayi mungil nan lucu berjenis kelamin laki laki yang di temukan oleh Bapak Kapolsek Teluk Jambe Timur yang di telantarkan oleh orang tuanya.
Di dalam kardus beralaskan kain dan tanpa pakaian sehelaipun, ia menangis menjerit selaksa memanggil ibu dan ayahnya, tangis itu pecah di kerumunan warga yang menghampirinya.