Siti Zahratul Chosiyah Didapuk jadi Mahasiswa Termuda Untirta Usai Lolos SNMPTN di Usia 15 Tahun
Bagaimana bisa seorang Zahra di usia 15 tahun diterima kuliah di universitas negeri di Banten ini?
Penulis: Amanda Putri Kirana | Editor: Abdul Qodir
Sebab, ia berkeinginan meneruskan perjuangan orang tuanya yang telah mengabdi sebagai pengajar selama 27 tahun di sekolah.
Tak tinggal diam, gadis kelahiran Tangerang 16 April 2005 ini mengaku minimal menghabiskan waktu lima jam setiap hari untuk belajar. Kegiatan itu dilakukannya rutin setiap hari hingga saat ini.
Baca juga: 37.050 Peserta Ikut Ujian UTBK-SBMPTN di Untirta
Baca juga: Baznas Banten Bantu Mahasiswa Berprestasi Kurang Mampu Lewat Program SKSS
Bahkan, sebelum masa pandemi Covid-19, ia mengaku biasa belajar sejak pukul 04.00 pagi.
Menurut Zahra, belajar di waktu subuh membuat dirinya lebih cepat menyerap materi pelajaran.
“Selain belajar dari buku, Zahra juga menggunakan media sosial dan aplikasi pembelajaran yang ada untuk mendapatkan materi,” tutur Zahra.
Namun, ada kalanya ia merasakan berada pada titik jenuh atau lelah dari kegiatan belajar yang dilakoninya.
Hal itu tidak dijadikan beban dirinya.
Untuk membangkitkan semangatnya, Zahra beristirahat sejenak sambil mendengarkan musik, bermain game, dan juga menonton Youtube.
Baca juga: Selamat! 7 Mahasiswa Unsera Lolos Kampus Mengajar Kemendikbud, Mengabdi 3 Bulan di Lokasi Terpencil
Perjuangannya belajar dengan giat dan tekun selama tiga tahun di bangku MA, membuahkan hasil yang baik.
Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk bisa diterima di salah satu universitas favorit di Wilayah Provinsi Banten dengan jalur SNMPTN.
“Zahra mengambil Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,” imbuhnya.
Mengapa memilih Untirta sebagai pelabuhan terakhir untuk menentukan masa depannya?