Kisah Marinir Keturunan Tionghoa Pertama yang Nyaris Digantung, Lumpuhkan Musuh Lewat Semburan Mulut
Djoni Liem bergabung ke kesatuan KKO AL (kini bernama Korps Marinir TNI AL) tahun 1957, ia semburan maut yang mematikan
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Sebagai seorang pahlawan veteran, Nama Djoni Liem mungkin belum begitu familiar di telinga masyarakat.
Namun siapa sangka, pria bernama Liem Wong Siu itu punya kemampuan yang jarang dimiliki tentara mana pun.
Djoni Liem merupakan anggota marinir keturunan tionghoa pertama di Indonesia
Dikutip dari Intisari Online, Djoni Liem bergabung ke kesatuan KKO AL (kini bernama Korps Marinir TNI AL) tahun 1957.
Pangkat terakhirnya adalah Purnawiraran Serssan Mayor KKO.
Selama bertugas, ia mengandalkan kemampuan langka yang dimiliki, yakni semburan maut yang mematikan.
Baca juga: Intip Gaji yang Diterima TNI AD, Berikut Rincian Lengkapnya dari Tamtama, Perwira Hingga Jenderal
Baca juga: Viral Wanita Ini Pamer Mobil Dinas Suami Berplat Merah, Puspen TNI Ungkap Ternyata Platnya Bodong
Hanya dengan mengandalkan jarum, paku atau silet, ia bisa melumpuhkan musuh hanya dengan satu semburan saja.
Djoni Liem mengklaim bisa menyemburkan jarum, paku atau silet dari jarak 50 meter jauhnya.
Kemampuannya itu langsung dibuktikan di hadapan jurnalis media Surya (grup Tribun Network) di depan rumahnya yang berada di Surabaya.
Awalnya, tangannya memegang sebuah jarum jahit. Setelah dipotong sebagian, jarum itu kemudian ditaruh di lidah.
Ia kemudian meminta Surya memperhatikan batang pohon mangga yang lokasinya beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Wajahnya tampak serius penuh konsentrasi di detik-detik sebelum ia "menyemburkan" jarum itu.
Setelahnya jarum disemburkan, ia mengajak untuk mendekat ke batang pohon.
Dan, ada sebuah jarum yang sudah dipotong menempel di sana.
Kehebatannya itu pernah ia pamerkan di sebuah acara yang digelar oleh paguyuban Veteran di surabaya.
Baca juga: Banyak Rekannya yang Gugur di Papua Karena Bela NKRI, Oknum TNI Ini Malah Jual Peluru Untuk KKB
Baca juga: Curahan Hati Megawati, Kok Anak Pahlawan Soekarno Disebut PKI, Saya di-bully lawan politik
Djoni Liem juga menunjukkan beberapa lembar foto lama yang dilaminating.
Djoni Liem muda terlihat mempraktikkan kemampuan uniknya itu di dekat para perwira TNI.
Selembar potongan koran bertulis ejaan lama juga menceritakan kisah Liem sebagai orang yang mampu melakukan semburan mulut berbisa.
"Saya belajar dari teman kakek saya saat masih berusia sekitar 8 tahun," terangnya.
Selama 15 tahun, ia belajar ilmu bela diri kepada teman kakeknya itu.
Nyaris Dihukum Gantung
Djoni Liem memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi.
"Saya rela berjuang demi negara saya. Pun sampai titik darah saya," tambah mantan anggota Intai Amphibi itu.
Ketika bertugas, ia banyak terlibat dalam operasi militer baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa operasi militer yang ia ikuti adalah penumpasan pemberontakan Operasi Dwikora Bersama Kapten KKO Winanto, PRRI/Permesta, DI/TII, G30S/PKI, RMS hingga Operasi Tempur di Aceh dan Operasi Seroja di Timor Timur.
Salah satu pengalamannya adalah ketika penugasan periode Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.
Ia pernah ditawan dan disiksa oleh tentara musuh.
Baca juga: Video Detik-Detik Rinto Sabua CS Keroyok Anggota TNI di Parkiran, Merengek saat Ditangkap Aparat
Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Dipukuli dan Ditembak Tentara Myanmar di Pangkuan Ayah: Ini Terlalu Menyakitkan
Djoni Liem disebut pernah disidang sebanyak 42 kali, dan mengalami berbagai jenis interogasi dari pihak musuh.
Tak hanya itu, Djoni kemudian dituntut pasal 57 section 1 dalam berupa vonis hukum gantung dari Inggris.
Namun nasibnya terselamatkan karena pada 28 Mei 1966 diadakan konferensi di Bangkok, Thailand.
Konferensi tersebut mengumumkan perjanjian damai antara Indonesia dan Malaysia.
Akhirnya, Djoni dibebaskan dari penjara dan bisa pulang ke kampungnya di Surabaya sekaligus bertemu kembali dengan keluarganya.