Mengenal Pondok Pesantren Nurul Abror di Kabupaten Serang, Punya Program Unggulan Tahfidzul Quran

Serang di Banten dikenal sebagai Kota Santri. Di Serang banyak terdapat pondok pesantren (ponpes). Ponpes Nurul Abror merupakan satu di antaranya.

Penulis: desi purnamasari | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/DESIPURNAMA
Pondok Pesantren Nurul Abror 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari

TRIBUNBANTEN.COM, KABUPATEN SERANG - Serang di Banten dikenal sebagai Kota Santri. Di Serang banyak terdapat pondok pesantren (ponpes)

Ponpes Nurul Abror merupakan satu di antaranya. Ponpes Nurul Abror terletak di Kampung Bojongloa, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten.

KH Tata Suharta merupakan pendiri Ponpes Nurul Abror. Ponpes Nurul Abror berdiri pada tahun 2003.

Baca juga: 831 Pesantren FSPP Banten Terapkan Sistem Digitalisasi, Mudahkan Komunikasi Orang Tua dengan Lembaga

Baca juga: Mendorong Semangat Kewirausahaan Santri, Bank Indonesia Banten Gelar Pelatihan Roti Pesantren

Direktur Kulliyatul Mu'allimat Al-Islamiyyah (KMI) Nurul Abror, Reza Arif menceritakan awal mula berdirinya Ponpes Nurul Abror.

Menurut dia, pada awalnya ponpes ini adalah majlis taklim yang diikuti masyarakat sekitar.

Setelah berjalan selama beberapa tahun, kata dia, kegiatan majelis taklim tidak hanya diikuti masyarakat sekitar, tetapi banyak yang datang dari luar wilayah.

Hingga akhirnya berdiri asrama pemukiman santri. Kemudian, berdiri ponpes yang diberi nama Nurul Abror.

Nurul Abror artinya cahaya kebenaran.

Diharapkan ponpes ini dapat memberikan cahaya dan jalan menuju kebenaran Tuhan.

Pada 2010, bangunan hanya terbuat dari bambu yang dibentuk panggung. Bangunan itu sempat roboh, karena tertiup angin kencang.

Pada 2016, pihak pengelola ponpes mulai membuat kewajiban semua santri tinggal dan menetap di asrama.

Kegiatan Mengaji di Ponpes Nurul Abror
Kegiatan Mengaji di Ponpes Nurul Abror (TRIBUNBANTEN/DESIPURNAMA)

"Sudah ada perubahan sistem dan terus kami benahi termasuk dibangun juga agar para santri nyaman pada saat belajar," ujarnya saat ditemui TribunBanten.com, Sabtu (17/4/2021).

Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com, pintu gerbang ponpes
menghadap ke arah jalan raya. Area ponpes itu berada di dalam yang jauh dari keramaian.

Bangunan ponpes kini sudah berdinding tembok dan hampir semua bangunan berwarna hijau.

Area belakang pesantren masih dikelilingi sawah.

"Untuk sistem pondok masih berbasis kalong, maksudnya pulang pergi," ujarnya

Program Tahfidzul Quran

Ponpes Nurul Abror memiliki program unggulan bagi santri, yakni Tahfizhul Quran, kemampuan baca kitab kuning, percakapan Bahasa Arab (Muhadatsah), dan percakapan Bahasa Inggris (Conversation).

Dari semua program unggulan itu, kata dia, metode Tahfizhul Quran yang menjadi ciri khas ponpes ini.

"Karena dari santri Tsanawiyah dan Aliyah juga sudah diterapkan sejak masih duduk dibangku kelas satu," tuturnya.

Sudah ada 10 santri yang berhasil menyelesaikan hafalan sampai 30 juz. Tiga santri diberangkatkan kuliah ke Mesir.

Kini, ada 350 santri di ponpes itu terdiri dari para pelajar di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Sedangkan untuk tenaga pengajar sekitar 50 orang.

Untuk pendaftran memang dibatasi hanya sekitar 150 santri. Hal ini, karena melihat dari kapasitas ruangan asrama dan kelas yang masih belum dapat menampung banyak santri.

"Dan pada saat pendaftaran memang akan dilakukan sistem tes baca Al-Quran guna mengetahui kemampuan dari santri," ujarnya.

Baca juga: Rata-Rata Anak di Pandeglang Hanya Tamat SMP, Dindikbud: Banyak Orangtua Lebih Pilih Pesantren

Baca juga: Cerita Kampung Mati di Ponorogo, Ditinggal Penduduk hingga Berawal dari Pembangunan Pondok Pesantren

Dan kurang lebih sekitar lima persen yang belum bisa membaca Al-Quran.

"Setelah itu maka akan kami kelompokan untuk masing-masing santri dan pada saat duduk di kelas satu akan full belajar baca Al-Quran, karena untuk ke depan akan sulit dalam menerima materi jika tidak bisa baca Al-Quran," ujarnya.

Selama Ramadan, kata dia, hanya diisi kegiatan yang tidak berat agar santri dapat menjalankan ibadah puasa secara khusyu.

Kegiatan selama Ramadan dimulai dari pukul 09.00-11.00 WIB, yaitu mengaji.

Setelah itu istirahat dan persiapan Salat Dzuhur. Kemudian, disambung mengaji Kitab Kuning sampai pukul 14.00 WIB.

Setelah itu Salat Ashar dan kemudian dilanjutkan persiapan untuk berbuka puasa.

"Dari awal Tarawih itu satu juz dan untuk imam kami ambil dari santri yang sudah memiliki hafalan," ujarnya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pihaknya akan terus mengevaluasi dan membangun sekolah serta asrama agar dapat menampung santri lebih banyak lagi.

"Rencana nanti akan dibuat tiga lantai karena memang area kami kecil. Maksimal dapat menampung 500 orang kapasitas," tambahnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved