Virus Corona
Update Covid-19: Kasus Positif Corona Klaster Perkantoran dalam Tren Meningkat
Penularan coronavirus disease 2019 (Covid-19) meningkat di perkantoran yang karyawan atau pegawai sudah menerima vaksinasi Covid-19.
TRIBUNBANTEN.COM - Penularan coronavirus disease 2019 (Covid-19) meningkat di perkantoran yang karyawan atau pegawai sudah menerima vaksinasi Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui akun instagramnya @dkijakarta.
Untuk itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menggiatkan program kerja dari rumah atau work from home (WFH) harus kembali digalakkan.
"Sebagian besar kasus konfirmasi Covid-19 di perkantoran terjadi pada perkantoran yang sudah menerima vaksinasi Covid-19," tulis Pemprov DKI, Minggu.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ajak Warga Mudik Secara Virtual, Posko di Daerah Diminta Fasilitasi
Baca juga: Gubernur Banten Minta Irna Narulita dan Benyamin Davnie Amanah dan Serius Tangani Covid-19
Klaster perkantoran disebut mengalami peningkatan dalam seminggu terakhir.
Pemprov DKI mencatat pada 5-11 April 2021 terdapat 157 kasus positif Covid-19 di 78 perkantoran.
Sedangkan pada 12-18 April 2021, jumlah positif Covid-19 meningkat menjadi 425 kasus dari 177 perkantoran.
Sementara itu, kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus bertambah.
Per tanggal 25 April 2021, jumlah kasus baru Covid-19 bertambah sebanyak 896.
Lalu pada 26 April 2921, jumlah kasus baru Covid-19 bertambah 749.
Dengan penambahan kasus tersebut, angka kumulatif kasus Covid-19 per 26 April 2021 berada di angka 405.812.
Dari angka kumulatif tersebut, terdapat 392.595 orang dinyatakan sembuh, bertambah 1.294 orang dibandingkan hari kemarin.
Sedangkan pasien aktif Covid-19 bertambah berkurang 560 kasus, kini terdapat 6.557 pasien dalam perawatan atau isolasi.
Sedangkan korban meninggal dunia bertambah 15 orang, kini terhitung 6.660 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, kemungkinan penyebab peningkatan klaster perkantoran lantaran euforia vaksinasi Covid-19.
"Bisa jadi seperti itu (karena euforia vaksinasi)," ujar dia saat dihubungi melalui telepon, Senin (26/4/2021).
Dia sempat menyinggung salah satu bentuk euforia adalah kasus Rafi Ahmad yang setelah divaksin dan berharap untuk tetap mentaati protokol kesehatan, tapi justru malah lalai terhadap protokol kesehatan.
"Kemarin juga kan begitu yang lagi viral. Divaksin untuk memberikan sosialisasi prokes, tapi setelah divaksin justru nggak taat prokes kan begitu," kata dia.
Padahal vaksinasi Covid-19, ucap dia, bukan satu-satunya solusi pengendalian penularan Covid-19, melainkan salah satu cara untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Menaker Berikan Kelonggaran Bayar THR Bagi Perusahaan Terdampak Covid-19 Paling Lambat H-1 Lebaran
Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia Hari Ini 26 April 2021, Alami Penambahan 5.944 Total 1.647.138 Kasus
Selain vaksinasi, protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak harus tetap diterapkan.
"Bahwa vaksin itu salah satu bukan satu-satunya, salah satu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid, tetapi, cara yang paling ampuh itu dia 3M," ujar Andri.
Disnaker, kata Andri, masih perlu melakukan survei dan penelitian lebih dalam untuk mengungkapkan penyebab klaster perkantoran meningkat.
"Mungkin yang pertama karena vaksin, seakan dia sudah kebal padahal dia tidak seperti itu. Kedua mungkin karena udah kelamaan bosen juga nih. Orang ketika masuk kantor cuci tangan itu sudah jarang, padahal kita tetap memberikan menyediakan itu," kata dia.
Tulisan ini sudah tayang di Kontan.co.id berjudul Waspada, kasus positif Covid-19 klaster perkantoran di Jakarta dalam tren meningkat