Ramadan 2021
Masjid Sumpah di Cilegon, Tempat Pengambilan Sumpah Para Wali dan Damaikan Orang yang Berselisih
Berbeda dari nama masjid pada umumnya, Kota Cilegon memiliki masjid unik yakni Masjid Sumpah.
Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, CILEGON - Berbeda dari nama masjid pada umumnya, Kota Cilegon memiliki masjid unik yakni Masjid Sumpah.
Sesuai dengan namanya, masjid yang berada di P Jayakarta Link Terate Udik RT 02/02, Kampung Tarate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang Wetan, Kota Cilegon ini biasa digunakan untuk mengambil sumpah.
Sumpah apa yang dimaksud?
Ya, selain digunakan untuk beribadah, Masjid yang konon sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ini pernah dijadikan tempat disumpahnya para wali utusan Maulana Hasanuddin Banten, untuk menguatkan dan meluruskan tekad mereka dalam menyebarkan islam ke seluruh Nusantara.
Para wali diambil sumpah di tengah-tengah area dalam masjid, dan kini titik itu ditandai dengan keramik putih yang dikelilingi keramik hitam.
Posisi tengah lokasi pengambilan sumpah itu disebut pusar masjid.

Masjidnya berwarna putih, dilengkapi jendela warna hijau, atapnya berumpak 3 dan terdapat mastaka di atasnya.
Ruang utama masjid berbentuk persegi empat, terdapat empat pintu, masing-masing dua di sisi kiri dan kanan serta satu pintu utama menghadap tempat imam salat. Sisi pintu dicat warna kuning.
Sepuh Kampung Terate Udik, Ahyar mengatakan penyebutan pusar masjid karena dulunya terdapat lubang yang bisa dilewati ke berbagai tempat seperti Banten, Demak, Sunan Kudus, Sunan Ampel dan sebagainya.
Baca juga: Masjid Jami Al-Ijtihad, Tempat Pertemuan Ulama dan Kiai Banten Sebelum Pecah Peristiwa Geger Cilegon
Sampai saat ini masjid masih digunakan untuk bersumpah.
"Sumpah dilakukan kalo ada orang yang berselisih paham misalnya dituduh mencuri, pengakuan sepihak hak milik tanah dan sebagainya,"ungkap pria berusia 73 tahun ini kepada TribunBanten.com saat ditemui di rumahnya, Kamis siang (29/4/2021).
Kebanyakan orang yang disumpah berasal dari luar Kampung di antaranya Serang, Cilegon, Sulawesi dan sekitarnya.
Sebelum melaksanakan sumpah, kedua belah pihak yang akan disumpah menghadap Ahyar dan mengatakan permasalahannya.
Ahyar adalah orang yang memandu sumpah secara turun-temurun untuk orang -orang yang sudah berselisih.
Dia biasanya memberikan masukan untuk berdamai kepada kedua belah pihak yang saling tuduh menuduh atau berselisih, jika upaya damai tidak terlaksana, maka akan dilaksanakan sumpah di masjid.
Menurut Ahyar tidak ada hari khusus pelaksanaan sumpah, waktunya bisa kapan pun.
Dalam pembacaan sumpah, hanya disaksikan keluarga kedua belah pihak sekitar 6-7 orang.
"Sumpahnya satu persatu di keramik putih duduk sila dalam masjid, kepalanya ditutup kain putih sepanjang 2 meter dan dibacakan doa," kata dia.
Doa yang diucapkan Ahyar yaitu al-Fatihah, hadorot, menyebut nama tujuh wali Kasepuhan Kampung Terate Udik, membaca surah al-ikhlas, An-Nas, Al-Falaq lalu diaminkan tiga kali.
Setelah itu ditaruh Al-Quran di atas kepala orang yang berselisih secara bergantian disumpah dan dituntun pembacaannya oleh Ahyar untuk diikuti.
"Jeda waktu tujuh hari setelah disumpah, orang yang berbohong akan menerima konsekuensinya yaitu sakit tidak dapat sembuh, perut buncit, hidup serba sulit dan meninggal, engga ada obatnya setelah disumpah," tambahnya.
Baca juga: Masjid Darul Falah Anyer Tetap Kokoh Diterjang Tsunami pada 1883, Arsitektur Jawa, Lampung, dan Cina
Sampai saat ini, masjid masih dikeramatkan. Selain itu khusus jamaah laki-laki yang boleh salat di masjid. Untuk perempuan disediakan mushala.
Habibi, pengurus masjid menuturkan selama Ramadan masjid ini menggelar buka bersama, tarawih dan tadarus Al-Quran.
Selain bulan ramadan, biasanya dilaksanakan beragam acara keagamaan seperti rajaban, maulid nabi, marhabanan setiap malam jumat, dan pengajian malam Kamis satu minggu sekali.
"Di dalam masjid gak boleh membicarakan hal duniawi, dan berjualan," ungkap pria berusia 50 tahun ini.
Tidak jauh dari masjid terdapat makam tokoh bernama lurah Rouf Jaya Laksana.
"Lurah pangkatnya, rouf namanya, jaya perjalanannya, laksana terlaksana perjalanannnya,"tambahnya.
Masjid ini tidak terlepas dari peran tokoh Rouf Jaya Laksana sebagai lurah Kampung Tarate Udik keturunan Kesultanan Banten, yang berjasa pada masanya dalam mengislamkan wilayah sekitar.