Wisata Religi di Cilegon: Al-Quran Raksasa Karya Ulama Ahmad Basharudin, Masih Terawat di Usia 30an
Bagi anda yang ingin wisata religi, maka dapat mengunjungi tempat penyimpanan Al-Quran di Cilegon, Banten.
Penulis: Khairul Maarif | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif
TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Bagi anda yang ingin wisata religi, maka dapat mengunjungi tempat penyimpanan Al-Quran di Cilegon, Banten.
Tempat penyimpanan Al-Quran itu berada di Jalan KH. Mudzakir Lingkungan Cigading RT/RW 001/01 Kelurahan Tegalratu, Ciwandan, Kota Cilegon.
Di tempat itu terdapat Al-Quran berukuran sekitar 1,6 meter X 1,2 meter.
Sudah selama 30 tahun, Al-Quran itu tersimpan rapi di dalam sebuah peti berbahan kayu berukuran 2 meter.
Al-Quran berukuran besar itu ditulis tangan menggunakan tinta asal China di kertas dari Negeri Tiongkok tersebut.
Meski sudah berusia lebih dari seperempat abad kondisi Al-Quran ini masih terawat. Selain itu, huruf-hurufnya masih terbaca jelas.
Almarhum KH. Ahmad Basharudin, ulama asal Cilegon yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah merupakan pembuat Al-Quran tersebut.
"Beliau membuat selama satu tahun dari 1990-1991 dengan tulisan tangan," ujar menantu Alm. KH. Ahmad Basharudin, Mukarromi Maksum saat ditemui di lokasi, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: Wisata Religi Pandeglang: Melihat Jejak Batu Quran & Makam Keramat Syekh Maulana yang Penuh Misteri
Baca juga: Wisata Religi di Banten: Menyusuri Situs Banten Girang & Ziarah ke Makbaroh Ki Jong Mas dan Agus Ju
Menurut Mukarromi, Almarhum KH. Ahmad Basharudin membuat Al-Quran ini untuk menyebarkan Agama Islam di Kota Cilegon.
"Beliau memang memiliki ketrampilan kaligrafi sejak lama, sehingga berinisiatif menulis mushaf Al-Qur'an dengan tinta," ujarnya.
Dia mengungkapkan, mertuanya itu menulis Al-Quran sebanyak empat eksemplar.
Ada dua Al-Quran yang dirawat oleh keturunan KH. Ahmad Basharudin. Sementara sisanya disebar ke sejumlah tempat.
"Yang terbesar ada di sini sama yang ukuran 90cm juga di sini, dua lainnya diberikan ke pesantren abah anom Jawa Barat dan yang terkahir ada di Masjid Istiqlal," tutur Mokarromi.

KH. Ahmad Basharudin meninggal dunia sekitar tahun 1993 dalam keadaan sudah menyelesaikan keempat mushaf Al-Qur'an buatannya.