Sate Beracun Berujung Maut

Ditinggal Nikah Jadi Motif Wanita Ini Kirim Sate Beracun ke Polisi, Sianida Dibeli Online

motif rencana pembunuhan itu karena sakit hati tersangka terhadap orang yang harusnya menerima sate tersebut yaitu Tomy.

Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Yudhi Maulana A
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Tersangka Pengiriman Sate NA di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) 

"Jadi Bandiman mendapat pesanan offline. Di daerah Gayam, Kota Yogyakarta ada seorang wanita yang datang minta untuk mengantarkan makanan secara offline. Biaya Rp 25.000, tetapi oleh wanita itu diberi Rp 30.000," Ujar Suyanto, Senin (26/04/2021).

Setelah mendapat orderan untuk mengantarkan makanan itu, Bandiman langsung mendatangi lokasi yang diminta.

Alamat tujuan yang diberikan wanita itu berada di Kalurhan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan.

Namun, ketika Bandiman tiba di lokasi itu, penerima makanan yang bernama Tomy sedang berada di luar kota.

Tomy juga mengaku tidak mengenal nama pengirim hingga akhirnya mempersilahkan Bandiman untuk membawa pulang makanan itu dan menyantapnya bersama keluarga.

"Bandiman kemudian pulang untuk buka puasa. Makanan tersebut dinikmati oleh istrinya dan kedua anaknya, termasuk korban. Pak Bandiman sama anaknya yang pertama makan dua tusuk sate ayam, tetapi tidak terjadi masalah,"

"Berdasarkan keterangan bapaknya (Bandiman), ibuknya sama anaknya yang kedua yang meninggal itu makan dengan bumbu sate. Kalau yang bapaknya sama anak pertama tidak pakai bumbu. Lha anak dan istrinya itu merasa pahit sekali, kemudian muntah-muntah, terus jatuh, lalu dibawa ke rumah sakit," jelas Suyanto.

Hingga kini Suyanto masih belum bisa memastikan apa bumbu sate yang dikonsumsi keluarga Bandiman mengandung racun.

Sebab pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan makanan.

Polsek Sewon juga telah berkoordinasi dengan Polsek Umbulharjo untuk menyelidiki siapa pengirim makanan tersebut.

"Kami belum bisa memastikan (makanan mengandung racun), biar dokter. Sisa makanan sudah kami amankan dan diperiksa, diuji dulu. Hari ini petugas bersama puskemas melakukan olah TKP. Kami koordinasi dengan Polsek Umbulharjo," ucap Suyanto.

Suyanto juga masih belum memutuskan apa kasus ini termasuk pembunuhan karena pihaknya masih harus melakukan penyelidikan lebih dalam lagi.

Penerima Paket Menolak

Sesampainya Bandiman di lokasi yang ia tuju untuk mengantarkan makanan itu, tetapi penerima justru menolak.

Penerima bernama Tomy itu menolak dengan alasan sedang berada di luar kota.

Namun Bandiman terus memaksa agar penerima tetap menerima makanan tersebut atau diberikan ke orang rumahnya.

Seorang bocah SD di Jogjakarta tewas setelah menyantap sate yang dikirim seorang wanita untuk pria bernama Tony
Seorang bocah SD di Jogjakarta tewas setelah menyantap sate yang dikirim seorang wanita untuk pria bernama Tony (Kolase Facebook)

Tetapi penerima bersikukuh kembali menolak dengan menggunakan alasan lain yaitu tak mengenal nama pengirim.

"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," ucap Bandiman.

Akhirnya karena tetap ditolak oleh Tomy dan diminta bawa pulang saja, Bandiman membawa ke rumah sate itu.

Racun Diduga dicampur di Bumbu Sate

Bandiman pun menyantap sate itu sebagai menu buka puasa bersama keluarganya.

Bandiman memakan sate bersama anaknya yang lain tak menggunakan bumbu.

Sedangkan istri dan korban memakan sate menggunakan bumbu dan langsung muntah-muntah.

"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit,"

"Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelas Bandiman.

Bandiman yang panik langsung membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, nyawa sang anak tak bisa tertolong.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, Bandiman menerangkan kalau anaknya meninggal diduga karena mengonsumsi makanan beracun.

"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," kata Bandiman.

TribunBanten.com/TribunJogja.com

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved