Sosok Giri Suprapdiono, Guru Wawasan Kebangsaan Tak Lolos TWK, Siap Diadu Debat dengan Ketua KPK

Giri adalah pengajar wawasan kebangsaan yang rutin menjadi narasumber di berbagai sekolah, kampus hingga lembaga negara.

Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Calon pimpinan KPK, Giri Suprapdiono, menjawab pertanyaan saat mengikuti tes wawancara di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2015). Sebanyak 19 capim KPK mengikuti seleksi tahap akhir oleh Pansel, yang selanjutnya dipilih delapan nama yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2015 mendatang. Presiden kemudian menyerahkan delapan nama ini ke Dewan Perwakilan Rakyat. 

Ini kali kedua Giri mengikuti seleksi calon pimpinan KPK.

Pada 2014, Giri mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK dan masuk 19 besar.

Namun, saat itu ia tak terpilih.

Kendati demikian, Giri tak patah arang.

Sebab, kata dia, pada prinsipnya pemberantasan korupsi itu menjadi kewajiban setiap warga negara.

"Pada dasarnya sebagai inisiatif dan kewajiban warga negara, jadi saya sudah gabung di KPK sejak 2005, sudah 14 tahun. Saya pikir sudah saatnya mencoba kembali," ujar Giri di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).

4. Giri Menilai Pertanyaan TWK Sudah Keterlaluan

Giri Suprapdiono menilai pertanyaan-pertanyaan seputar isu sensitif dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sangat keterlaluan.

Giri sendiri mengetahui itu dari rekan-rekan yang saling bercerita soal pertanyaan tersebut.

"Yang membuat hati saya bergejolak adalah misalkan apakah Anda bersedia mencopot jilbab, itu menurut saya keterlaluan. Kemudian tidak bersedia, lalu Anda egois dong, tidak memikirkan negara. Ini keterlaluan menurut saya," kata Giri dalam diskusi Polemik Trijaya Dramaturgi KPK, Sabtu (8/5/2021).

Giri juga mengaku dapat info soal pertanyaan seputar kawin-cerai atau bahkan menikah-belum menikah, hingga ke seputaran ucapan natal kepada yang merayakan.

Baca juga: Buntut 75 Pegawai KPK Nonaktif, Ngabalin Sebut Busyro Otak Sungsang, Mukhlis Ramlan: Segera Tobat

"Kebetulan yang ditanya keluarganya juga campuran, pluralisme. Jadi aman," tambahnya.

Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan itu tidak selayaknya tidak ditanyakan.

"Ini kan tes wawasan kebangsaan. Jadi kalau kecintaan kepada republik ini, kenapa dipertanyakan lagi. Kita menyelamatkan republik ini dari korupsi, kenapa dipertanyakan lagi?" tambahnya.

Lebih lanjut, dirinya mengaku penasaran indikator apa yang membuat dirinya gagal dalam TWK.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved