SMP Swasta Terancam Tutup

Baru 1 Pendaftar, SMP 1 PGRI Kota Serang Terancam Tutup, Curhatan Guru: Gaji Pokok Rp 350 Ribu/Bulan

Perempuan 48 tahun ini harus menerima kenyataan bahwa siswa aktif yang terdaftar di sekolah swasta tersebut hanya tersisa 15 orang.

Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
TribunBanten.com/Mildaniati
SMP PGRI 1 di Jalan KH Abdul Fatah Hasan No 17 B Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Kamis (24/6/2021). 

Laporan Reporter TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Lita Kartika Chandra, wakil kepala SMP 1 PGRI Kota Serang, mencurahkan isi hatinya.

Perempuan 48 tahun ini harus menerima kenyataan bahwa siswa aktif yang terdaftar di sekolah swasta tersebut hanya tersisa 15 orang.

Jumlah itu merupakan gabungan siswa di kelas delapan dan sembilan.

Siswa baru yang mendaftar di SMP 1 PGRI Kota Serang hingga saat ini baru satu orang.

Baca juga: SMP PGRI 1 Kota Serang Terancam Tutup, Pendaftar Baru 1 Orang, Sekarang Hanya 15 Siswa Kelas 8 dan 9

Padahal penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022 telah dibuka sejak Senin (21/6/2021) kemarin.

"Baru ada satu yang daftar," kata Lita kepada TribunBanten.com di SMP PGRI 1 Kota Serang, Kamis (24/6/2021).

Lita menyebutkan, berkurangnya siswa merupakan imbas dari penerapan jalur zonasi pada PPDB.

Menurut dia, SMP negeri yang seharusnya hanya menampung 32 siswa per kelas sesuai aturan, kini menampung 46 hingga 48 siswa per kelas.

"Karena menerima siswa terdekat, walaupun peraturannya harus 32 siswa untuk SMP negeri tapi malah menerima melebihi daya tampung," ucapnya.

Baca juga: Peminat Empat SMP Negeri Baru Kota Cilegon Belum Sampai 100 Siswa

Kalau sekolah tidak ada siswanya, jam mengajar menjadi berkurang.

Mau tidak mau guru bersertifikasi harus mencari sekolah lainnya agar memenuhi jam mengajar.

"Ketika siswa tidak ada, paling kami harus pindah," ujar Lita.

Lita pun menceritakan pada tahun lalu ada delapan siswa yang mendaftar ke sekolahya setelah PPDB SMP negeri ditutup.

Namun, delapan siswa itu hilang karena dipanggil SMP negeri, tempat mereka mendaftar sebelumnya.

Untuk menarik minat siswa, kata Lita, tahun ini biaya pendaftaran di SMP 1 PGRI Kota Serang gratis.

"Hanya bayar SPP per bulan Rp 50 ribu, kalau juara 1 lomba mereka dibebaskan SPP selama 1 tahun, juara 2 bebas SPP 6 bulan," ujarnya.

Baca juga: Cerita Calon Siswa SMP Negeri 5 yang Rela Begadang untuk Daftar PPDB Online

Perempuan berhijab ini mengungkapkan keinginannya agar sekolah swasta bisa bangkit lagi.

Dia berharap PPDB yang akan ditutup pada Juli mendatang bisa menjaring lebih banyak siswa dan sekolah bisa terus aktif.

"Kita ingin gimana sekolah swasta bisa aktif lagi, paling jemput bola," katanya.

Selama menjadi guru, Lita hanya bisa ikhlas dengan gaji pokok yang diterimanya, yakni Rp 350 ribu per bulan.

Lita mengaku sering telat digaji sampai dua hingga tiga bulan sekali.

"Tadinya Rp 400 ribu hanya untuk jabatan wakasek saja, kadang telat sampai dua hingga tiga bulan sekali dibayarnya," ucapnya.

Petugas TU SMP PGRI 1 Kota Serang sedang menunggu pendaftar, Kamis (24/6/2021).
Petugas TU SMP PGRI 1 Kota Serang sedang menunggu pendaftar, Kamis (24/6/2021). (TribunBanten.com/Mildaniati)

Lita pergi mengajar ke sekolah mengendarai angkutan umum.

Rumahnya yang berada di daerah Taktakan mengharuskan Lita naik dua kali angkutan umum ke sekolah yang beralamat di Jalan KH Abdul Fatah Hasan No 17 B, Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Saat pulang, dia juga harus menaiki dua kali angkutan umum.

"Naik kendaraan umum empat kali bolak-balik dari Taktakan ke Serang, ongkos Rp 20 ribu naik angkot bolak-balik, kalau naik ojek sekitar Rp 30 ribu," katanya.

Menurut Lita, dengan berkurangnya siswa dapat berimbas pada pengurangan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah.

Dana BOS itu diberikan untuk operasional sekolah dan gaji guru SMP swasta di Kota Serang.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved