Bermanfaat untuk Warga Ende, Program Co-Firing PLN Mendapat Apresiasi dari Menparekraf Sandiaga Uno
Apalagi di wilayah tersebut terdapat ratusan destinasi wisata, baik itu wisata alam maupun budaya.
"Program ini sangat membantu kami dalm mengatasi permasalahan sampah 110 ton setiap harinya," kata dia.
Ke depan, Djafar berharap pemerintah dapat terus mendukung pengembangan program ini.
"Mohon dukungan dari Kementerian LHK, Mendagri, dan Menparekraf untuk dukungan perluasan implementasi pengolahan sampah menjadi energi kerakyatan," ucapnya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian LHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan pemanfaatan pelet untuk co-firing PLTU Ropa merupakan bentuk inisiatif nyata Pemda Ende dan PLN dalam pengelolaan sampah yang lebih baik.
"Dengan inisiatif co-firing, kita mengganti persepsi sampah kumpul angkut buang, sekarang kita pake sampah sebagai bahan yang punya nilai ekonomi," katanya.

Menurut Rosa, dalam pemanfaatan pelet dari sampah di Ende, pemerintah daerah patut bersyukur karena PLN menjadi pembeli.
Sebab, satu di antara tantangan pengelolaan sampah menjadi pelet adalah adanya kepastian pembeli.
Pemanfaatan pelet untuk bahan bakar PLTU Ropa juga memberi pesan bahwa bahan baku biomassa untuk co-firing pembangkit sangatlah fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan potensi biomassa setempat dengan tetap memperhatikan standar teknis dan kebutuhan pembangkit.