Virus Corona di Banten

Depot Isi Ulang Oksigen di Tangsel Panen Pesanan, Pengusaha Ini Kurang Tak Tidur dan Stok Langka

Ketika banyak teman-teman satu profesinya menutup depot, Dani memilih bertahan menyediakan oksigen isi ulang untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Editor: Abdul Qodir
Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di depot di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (28/6/2021). Peningkatan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta membuat permintaan isi ulang maupun pembelian tabung oksigen meningkat. 

Sehari Bisa Layani 400 Pelanggan

Ia mengakui pabrik yang memproduksi oksigen isi ulang tak bisa cepat, karena harus mengantre.

"Permintaan ke kita banyak, pusing, stoknya terbatas. Mereka rekan-rekan saya di Serpong, Pamulang, banyak yang tutup," kata Dani.

Ia bingung berapa jumlah pelanggan yang datang dalam sehari, karena saking banyaknya.

Baca juga: Vaksinasi di Terminal Cipocok Membludak, Antar-Warga Sempat Cekcok

Dani hanya bisa memperkirakan, depotnya yang buka 24 jam ini menerima sekitar 400 pelanggan dalam sehari.

"Banyak deh enggak kehitung deh, kebanyakan tabung-tabung kecil. Dari malam sampai pagi kurang lebih 400 mungkin," tuturnya.

Untuk isi ulang satu tabung oksigen ukuran tabung 1 meter kubik, Dani hanya membanderol seharga Rp 40 ribu. Di tempat lain bisa Rp 50 ribu.

Ia tidak tega menaikkan harganya lebih tinggi lagi dari harga sebelumnya Rp 30 ribu.

"Sekarang tiga orang karyawan saja sudah keteter," tambah Dani yang belum berhenti melayani pelanggannya karena terus datang silih berganti.

"Namanya juga buat kemanusiaan bang, kalau menghitung lelah mah saya sudah tutup sama kayak yang lain," ucap pria asli Rawa Buntu, Serpong itu.

Oksigen Buat Antisipasi

Kristiandi (41), warga Serpong, satu di antara pelanggan Dani yang ikut mengantre untuk mendapatkan oksigen isi ulang.

"Kebetulan buat antisipasi karena ada beberapa anggota keluarga yang positif Covid-19. Ada empat orang. Takutnya drop atau sesak napas," ujar Fitriandi.

Menurut dia, tingkat saturasi satu dari dua kerabatnya itu mulai menurun.

"Karena gejala Covid-19 katanya. Ada indikasi ke sana, sesak. Satu mulai drop, saturasinya mulai turun, itu yang diantisipasi," aku pria yang akrab disapa Andi ini. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved