Cerita Warga Pesisir Pantai Anyer Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Rumput Laut
Jemari perempuan paruh baya itu dengan cekatan mengambil rumput laut menggunakan pisau melengkung.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, KABUPATEN SERANG - Sejumlah warga pesisir Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, memanfaatkan surutnya air laut dengan memanen rumput laut pada Sabtu (10/7/2021).
Rumput laut itu dijadikan agar-agar dan dijual ke tengkulak.
Di bawah teriknya sinar matahari, tampak sejumlah ibu sibuk membawa karung dan peralatan untuk mengambil rumput laut.
Seorang di antaranya Jubaedah (55).
Jemari perempuan paruh baya itu dengan cekatan mengambil rumput laut menggunakan pisau melengkung.
Pisau itu mempermudah jemarinya mengambil rumput laut yang menempel di karang.
"Biasa ngambil rumput laut mulai pagi hingga menjelang petang, selanjutnya kami bawa ke rumah untuk diolah kembali," kata Jubaedah.
Baca juga: Depot Isi Ulang Oksigen di Tangsel Panen Pesanan, Pengusaha Ini Kurang Tak Tidur dan Stok Langka
Menurutnya, rumput laut yang biasa dijadikan agar-agar tersebut sangat enak dan lezat karena diolah secara manual dan tidak menggunakan bahan pengawet.
"Biasanya rumput laut yang telah diambil langsung diolah menjadi agar-agar," terangnya.
Ia pun menuturkan pengolahan rumput laut memakan proses yang cukup panjang, yakni sekitar satu bulan.
"Prosesnya lama, direndam dulu selama satu minggu, sehabis itu dijemur dan dicuci. Kalau warna putih, biasanya orang-orang baru mau pada beli," tuturnya seraya mengambil rumput laut di karang.
Baca juga: Pintu Masuk Kawasan Pantai Anyer Ditutup Portal, Pengunjung Pun Sepi
Ia menjual rumput laut yang telah diolah ke tengkulak dengan harga Rp 60 ribu per kilogram.
"Seharian ini paling dapat tiga sangku begini, kira-kira sekitar 5 kg," katanya.
Jubaedah mengaku perekonomiannya terbantu dengan memanen rumput laut ini i tengah berlarut-larutnya pandemi Covid-19.