Akibat Pandemi Covid-19, BPS Catat Penduduk Miskin di Banten Tembus 867,640 Orang Per Maret 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa per Maret 2021 penduduk miskin di Banten mencapai 867,640 orang, naik 0,03 persen dari September 2020.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi Kemiskinan 

TRIBUNBANTEN - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa per Maret 2021 penduduk miskin di Provinsi Banten mencapai 867,640 orang.

Jumlah ini naik sebesar 0,03 persen atau 9.590 orang jika dibandingkan pada September 2020 (857,640 penduduk miskin).

Bahkan, bila dibandingkan dengan Maret 2020 (year on year), penduduk miskin di Banten bertambah 91 ribu lebih.

Baca juga: Inflasi Banten pada Mei 2021 Capai 0,23 Persen, Didongkrak Kenaikan Pakaian dan Alas Kaki

Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, kenaikan jumlah penduduk miskin disebabkan pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai hingga saat ini.

"Ditunjang karena pandemi Covid-19. Bahkan diperketat dengan PPKM Darurat," katanya melalui siaran langsung, Kamis (15/7/2021).

Padahal sebelum pandemi, tren penduduk miskin semakin membaik bahkan di bawah lima persen.

"Hantaman pandemi membuat angkanya naik dari 6,63 persen di September 2020 menjadi 6,66 persen di Maret 2021," ucap Adhi

Menurutnya kenaikan penduduk miskin ini juga seiring dengan negatifnya pertumbuhan ekonomi di Banten.

"Pada triwulan satu 2021 pertumbuhan ekonomi Banten relatif negatif secara year on year." katanya.

Baca juga: Penduduk Miskin di Lebak Tambah 12,9 Ribu Orang Selama Setahun Pandemi

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2021 sebesar 99,69 lebih rendah dibanding September 2020 sebesar 101,97.

NTP di atas 100 menunjukkan tingkat kesejahteraan petani lebih baik.

Dan penyebab lainnya adalah terjadi kenaikan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2021 menjadi 9,01 persen dibanding Februari 2020 yang sebesar 7,99 persen.

Dijelaskan Adhi, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami peningkatan sedangkan di daerah pedesaan menurun.

Adapun persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2020 sebesar 5,85 persen naik menjadi 5,93 persen pada Maret 2021.

Sementara penduduk miskin di daerah pedesaan pada September 2020 sebesar 8,57 persen turun menjadi 8,49 persen pada Maret 2021.

"Selama periode September 2020-Maret 2021, jumlah penduduk miskin di kota menjadi 552,960 orang dan di desa menjadi 314,270 orang," kata Adhi.

Profil kemiskinan di Banten Maret 2021
Profil kemiskinan di Banten Maret 2021 (Website BPS Provinsi Banten)

Baca juga: Warganya Masih Hidup Dalam Kemiskinan, Kades Sidumanik Sudah Berulang Kali Ajukan Bantuan

Adhi kemudian mengatakan, peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan.

Pada Maret 2021, beras masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan (17,71%) dan di pedesaan (20,29%).

Keempat komoditi makanan lainnya penyumbang GK di perkotaan adalah rokok, daging ayam ras, telur ayam ras, dan kopi bubuk & kopi instan.

Sedangkan di daerah pedesaan, empat komoditi makanan penyumbang terbesar terhadap GK adalah rokok, telur ayam ras, daging ayam ras, serta roti.

Sementara komoditi non makanan pemberi sumbangan terbesar untuk GK baik di perkotaan maupun di pedesaan sama.

Yaitu biaya perumahaan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Baca juga: Angka Kemiskinan di Banten Meningkat, Warga Pilih Belanjakan Uang untuk Beli Rokok

Di tengah kondisi ini, BPS menyarankan agar pemerintah daerah dan masyarakat berkecukupan ikut bergotong royong membantu penduduk miskin.

Momen Idul Adha pada 20 Juli mendatang bisa digunakan membantu mereka terlebih dalam kondisi pandemi COVID-19 dan PPKM Darurat.

"Kita bisa contoh budaya suku Baduy yang saling tolong menolong antar masyarakat."

"Mudah-mudahan bisa kita lestarikan di Banten dan kemiskinan menurun serta tidak terjadi ketimpangan," ujar Adhi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved