Fakta Taliban Kuasai Afghanistan-Ratusan Warga Serbu Bandara Hingga Presiden Kabur Bawa Banyak Uang

Kelompok militan tersebut juga menguasai istana kepresidenan, hingga kemudian Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan.

Editor: Yudhi Maulana A
Nicola Careem Twitter dan Jawad Sukhanyar Twitter
Banyak maskapai penerbangan di dunia menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban ambil alih negara 

Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang negaranya telah memainkan peran kunci dalam mencoba mencapai penyelesaian politik di Afghanistan, mengatakan pada konferensi pers di ibukota Yordania bahwa Doha juga mencari transisi damai setelah penarikan pasukan AS.

"Ada kekhawatiran internasional tentang laju perkembangan yang cepat dan Qatar melakukan yang terbaik untuk membawa transisi damai, terutama setelah kekosongan yang terjadi," kata Al-Thani.

Qatar, yang memiliki hubungan baik dengan Taliban, juga bekerja untuk memastikan akan ada gencatan senjata lengkap di seluruh negeri dan stabilitas itu berlaku, tambahnya.

Rusia Sebut Presiden Ghani Melarikan Diri dengan Mobil dan Helikopter Penuh Uang

Kedutaan Rusia di Kabul mengatakan bahwa Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah melarikan diri dari negara itu dengan empat mobil dan sebuah helikopter penuh uang tunai.

Akan tetapi, sejumlah uang ditinggalkan Ghani karena tidak semuanya dapat terangkut, laporkan kantor berita RIA.

"Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan bagian lain dari uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian dari uang itu dibiarkan tergeletak di aspal," kata Nikita Ishchenko, juru bicara kedutaan Rusia di Kabul.

Banyak maskapai penerbangan di dunia menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban ambil alih negara.
Banyak maskapai penerbangan di dunia menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban ambil alih negara. (Nicola Careem Twitter dan Jawad Sukhanyar Twitter)

Jerman Evakuasi 10.000 Warga Afghanistan

Jerman mungkin perlu mengevakuasi sebanyak 10.000 orang dari Afghanistan, kata Kanselir Angela Merkel kepada rekan-rekan partainya, menurut sumber-sumber partai.

Jumlah tersebut termasuk 2.500 staf pendukung Afghanistan serta aktivis hak asasi manusia, pengacara, dan lainnya yang dianggap berisiko oleh pemerintah jika mereka tetap berada di negara itu.

Dia juga mengatakan bahwa Jerman harus bekerja sama dengan negara-negara yang berbatasan dengan Afghanistan untuk mendukung mereka yang melarikan diri.

"Topik ini akan membuat kita sibuk untuk waktu yang sangat lama," katanya.

Iran Sebut 'Kekalahan' AS di Afghanistan adalah Kesempatan untuk Perdamaian Abadi

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyerukan rekonsiliasi nasional di negara tetangga Afghanistan.

Iran akan mendukung upaya untuk memulihkan stabilitas di Afghanistan sebagai prioritas pertama.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved