Satpol PP Copot Selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' di Jakarta Timur, Ini Alasannya
Tak hanya berbentuk mural, kini kritik sosial 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' muncul dalam bentuk selebaran di Halte Wijaya Kusuma.
"Kalau siapa yang nempel ya saya enggak tahu. Karena ini kan lokasinya di pinggir jalan ramai orang lewat. Kalau ditempel pas siang hari juga mungkin orang enggak sadar, karena ukurannya enggak terlalu besar," ujarnya.
Meski selebaran dengan kalimat 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' di Halte Kusuma Negara hanya satu, tapi ada selebaran dengan pesan serupa terkait penanganan pandemi Covid-19 di lokasi.
Satu bertuliskan 'Berani Membatasi Harus Menghidupi. Negara Jangan Lepas Tanggung Jawab' yang di bagian bawahnya terdapat ilustrasi tampak seorang anak bersama ibunya.
Sang anak laki-laki tampak duduk menatap kosong, sementara ibunya terbaring tepat di depannya seolah tidak berdaya dan sedang menanti bantuan, di bawah ilustrasi tersemat kata 'Dirgahayu'.
"Bagus-bagus saja sih pesannya menurut saya, enggak provokator mengajak warga melawan pemerintah. Ini masih wajar sebatas kritik ya. Kalau dibilang bikin kotor ya semua Halte sekarang juga enggak ada yang bersih," tutur Didi menanggapi.
Selebaran lain di Halte Kusuma Negara bertuliskan 'Kalian bisa saja menghapus mural atau menyobek-nyobek selebaran. Tapi ingat, kalian tidak pernah bisa menghapus alasan kenapa sampai mural dan selebaran itu ada'.

Jarak ketiga selebaran yang ditempel di Halte Kusuma Negara itu hanya terpaut sekitar dua meter, dua ditempel di tembok pembatas dan satu di bagian tiang penyangga Halte.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara' Segera Dicopot, Ini Penjelasan Satpol PP