Satpol PP Copot Selebaran 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' di Jakarta Timur, Ini Alasannya
Tak hanya berbentuk mural, kini kritik sosial 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' muncul dalam bentuk selebaran di Halte Wijaya Kusuma.
TRIBUNBANTEN.COM - Tak hanya berbentuk mural, kini kritik sosial 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' muncul dalam bentuk selebaran.
Mulanya mural dengan tulisan tersebut muncul di Jalan Diponegoro, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur kini muncul di Jakarta Timur.
Kini muncul selebaran dengan pesan yang sama, ditempel di Halte Wijaya Kusuma, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo.
Melansir TribunJakarta.com, pada bagian bawah tulisan di selabaran terdapat tagar bertuliskan #melawan Covid-19 dan #menolak dibodohi.
Kabar terkini, Satpol PP Jakarta Timur akan mencopot selebaran Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit tersebut.
Kasatpol PP Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan penertiban tetap dilakukan meski pihaknya tidak mendapat laporan dari warga yang terganggu dengan keberadaan selebaran.
"Sementara belum ada laporan warga yang terganggu. Tapi segera kita tindak lanjuti karena menempel stiker tanpa izin melanggar Perda DKI Nomor 8 tahun 2007," kata Budhy saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Sabtu (20/8/2021).
Menurutnya penertiban dengan mencopot selebaran itu bukan karena isi kalimat terkait kritik terhadap pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, tapi karena melanggar ketertiban umum.
Perihal ada atau tidaknya selebaran dengan pesan serupa, Budhy menuturkan untuk sekarang pihaknya belum bisa memastikan karena dari pengawasanan di lapangan belum ditemukan.
"Ditertibkan karena pelanggaran menempel stiker di sarana umum, bukan karena isi pesannya. Kita akan segera cek di lokasi lain apakah ada selebaran serupa atau tidak," ujarnya.
Baca juga: Mural Kritik Dipenjara Karena Lapar Muncul di Tangerang, Saksi Mata Ungkap Pembuatnya Anak Muda
Kesaksian Warga
Didi (47), warga sekitar mengatakan dia tidak mengetahui pasti sejak kapan selebaran dengan kalimat yang dianggap sebagai bentuk melawan pemerintah ditempel dan sosok pembuatnya.
"Enggak tahu ya, saya sendiri baru sadar ada selebaran ditempel. Tapi sepertinya masih baru, mungkin sekitar satu atau hari ini, atau baru banget ditempel," kata Didi.
Perkiraan waktu penempelan karena para Jumat (20/8/2021) saat melintas di Jalan Raya Bogor dari arah Depok menuju Jakarta lokasi Kusuma Negara dia tidak melihat adanya selebaran.
Kondisi kertas pun masih tampak anyar, belum lusuh meski lokasinya berada di Halte Kusuma Negara, Jalan Raya Bogor yang setiap hari ramai dilintasi kendaraan karena jadi akses utama.