News
Kisah Kelam Wily, Mantan Jawara Gunung Pangkor, dulu Raup Rp 20 Juta Sehari dan Habis untuk Maksiat
Seorang mantan jawara, Wily yang membengki puluhan penambang emas ilegal di Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor mencurahkan kisah kelam hidupnya.
Yang didapat hanya hura-hura yang tak terarahkan," kata Wily yang mengaku sempat meraup uang sampai Rp 20 juta perhari dari penambangan emas ilegal di Gunung Pongkor kala itu.
Baca juga: Dedi Mulyadi Berhentikan Bocah SMP yang Kendarai Mobil Pick Up, Syok Bisa Santai Lewati Jalan Terjal
Berubah karena Sianida
Tak hanya ilegal, cara penambangan emas liar ini juga menggunakan bahan-bahan yang berbahaya dan merusak alam.
Salah satunya mereka menggunakan cairan sianida.
Tak tanggung-tanggung sebanyak 1600 kilogram sianida ditaburkan saat itu.
"Bukan hanya mercuri, tapi juga sianida ditaburkan di sungai," kata Wily.
"Sianida ini fungsinya sebagai alat pengolah atau pelicin ke dalam emas agar bisa masuk ke karbon dan menyerap.
Jadi kalau kita nambae emas itu kita baw kapur, karbon dan sianida.
Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Lihat Rumah Mewah Bak Istana Milik Kades, Sebut Penghasilannya Rp 30 Juta Sehari
Untuk melepaskan emas dari tanah diserap karbon, nanti dibakar keluar emasnya," ujar Wily menjelaskan proses penggunaan sianida.
Dikatakannya, efek penggunaan sianida membuat ikan yang ada di sungai mati dan warga pun kesulitan air.
"Sianida sekali pakai dibuang tanpa ada kehidupan air selama 25 tahun," ujarnya.
Hal itu pula yang mendasari Wily berubah haluan dari yang tadinya merusak alam sampai akhirnya menjadi pelindung alam.
Sekitar tahun 2012 Wily mulai menyadari perbuatannya selama ini sangat merugikan alam dan manusia itu sendiri.
Kala itu Wily mengaku kerap menangis bila melihat warga sampai harus menggali mata air agar bisa mendapatkan air bersih.
Sebab, air di wilayah sekitar Gunung Pongkor sudah tercemar limbah berbahaya efek adanya penambangan emas ilegal.