News

15 Ribu Murid dan 7 Ribu Guru Dikabarkan Positif Covid-19 saat PTM, Nadiem Makarim Buka Suara

Nadiem Makarim, buka suara terkait kabar adanya 15 ribu murid dan 7 ribu guru positif Covid-19 setelah melakukan pertemuan tatap muka (PTM).

Editor: Zuhirna Wulan Dilla
Warta Kota/henry lopulalan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. 

TRIBUNBANTEN.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, buka suara terkait kabar adanya15 ribu murid dan 7 ribu guru positif Covid-19 setelah melakukan pertemuan tatap muka (PTM).

Nadiem Makarim pun memberikan klarifikasi perihal data yang beredar itu.

Melansir Tribunnews, Nadiem menyebut data tersebut merupakan laporan mentah yang masih banyak sekali kekeliruan ataupun kesalahannya.

Hal tersebut disampaikan Nadiem dalam konferensi pers antara Menko dan Menteri terkait hasil rapat terbatas mengenai PPKM, Senin (27/9/2021).

"Saya akan mengklarifikasi terkait beberapa isu, atau miskonsepsi tentang 15 ribu murid dan 7 ribu guru posistif Covid-19 itu berdasarkan laporan data mentah yang ternyata banyak sekali erornya," terang  Nadiem.

Hal tersebut terlihat dari data yang bersumber dari sekolahan, ternyata masih banyak sekolahan melaporkan jumlah kasus positifnya melampaui jumlah muridnya.

Baca juga: Sudah Lakukan Skrining Covid-19 Acak, Pemkot Tangerang Tambah Jumlah SMP yang Menggelar PTM

"Contoh banyak sekali sekolahan yang melaporkan jumlah kasus positifnya melampaui jumlah murid yang ada di sekolah-sekolahnya," tambah Nadiem.

Karena itu, mengingat banyaknya data yang kurang valid, maka Nadiem meminta masyarakat untuk tetap fokus pada data perhitungan Kementerian Kesehatan.

Ke depan, kata Nadiem, Kemendikbudristek akan melakukan kolaborasi dengan Kemenkes.

Kolaborasi tersebut di antaranya adalah untuk memastikan sekolah-sekolah mendukung adanya fasilitas random testing sampling.

Baca juga: Terapkan Prokes Ketat, Satgas Sebut PTM di Tangerang Nihil Penularan Covid-19

"Jadi sekali lagi kita harus fokus pada data yang ada, terutama data dari Kemenkes yang telah mendapatkan berbagai tes dan telah melakukan sampling."

"Ke depannya kami akan melakukan kolaborasi dengan Kemenkes, yakni di antaranya adalah untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah mendukung adanya fasilitas random testing sampling dan kita secara spesifik akan menutup sekolahan apabila sudah melampaui 5 persen (yang terinfeksi Covid-19)" bebernya.

Sehingga, nanti data yang didapat akan terukur secara klinis dan statistik, juga jauh lebih valid.

Kolaborasi yang selanjutnya, yakni mengimplementasikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di setiap sekolah.

"Kedua adalah mengintegrasikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan mengimplementasikannya ke sekolah-sekolah kita, jadi ini merupakan dua inisiatif besar kita," kata Nadiem.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. (Warta Kota/henry lopulalan)
Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved