Kepala BMKG Luruskan Pernyataannya Terkait Potensi Tsunami hingga 8 Meter di Kota Cilegon

pernyataannya perlu dimaknai sebagai pemetaan BMKG dalam membuat skenario terburuk jika tsunami terjadi.

TRIBUNJOGJA.COM/Wahyu Setiawan
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati saat ditemui media di salah satu hotel di Kota Yogyakarta, Senin (15/4/2019). 

TRIBUNBANTEN.COM - Potensi tsunami setinggi hingga delapan meter di Cilegon, diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

Hal itu dikatakannya pada saat raker bersama Komisi V DPR, Rabu (1/12/2021).

Dwikorita meluruskan pernyataannya itu.

Menurut dia, pernyataannya perlu dimaknai sebagai pemetaan BMKG dalam membuat skenario terburuk jika tsunami terjadi.

Baca juga: BMKG Sebut Ada Potensi Tsunami 8 Meter di Selat Sunda, ASDP Merak: Cuaca Saat Ini Kurang Bersahabat

"Itu peta. Peta bahaya wilayah. Indonesia ini kan pantainya banyak yang potensial tsunami, termasuk di Cilegon. Jadi itu peta bahaya yang disusun duluan dengan skenario terburuk," kata Dwikorita saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.

Dia memastikan pernyataannya itu sebagai upaya mitigasi dari BMKG terhadap potensi tsunami di Indonesia.

Apalagi tidak ada satu orang pun yang tahu kapan tsunami itu datang.

"Ya kita enggak tahu kapan terjadinya, tapi ada potensi," ucapnya.

Baca juga: Basarnas Banten Imbau Masyarakat Waspada, Kepala BMKG Sebut Potensi Tsunami Terjadi saat Libur Natal

Dwikorita menjelaskan sejumlah daerah pantai di Indonesia memang rawan tsunami, seperti di antaranya, pantai barat Sumatera, yakni dari Aceh sampai Lampung.

"Terus Selat Sunda, terus panti Selatan, pantai Selatan Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, sampai pantai Selatan Papua itu kan Samudera Hindia itu rawan tsunami," ujarnya.

Selain itu, Samudra Pasifik, Selat Makassar juga disebut rawan tsunami.

Menurut Dwikorita, sejumlah daerah itu sudah diketahui publik merupakan rawan terjadi potensi tsunami.

"Jadi seperti itu hal yang sudah banyak diketahui saya rasa, sudah terlalu sering kita sampaikan juga," katanya.

Adapun skenario terburuk potensi tsunami di Cilegon, ujar Dwikorita, hal itu dapat diartikan bisa terjadi atau pun tidak.

Mitigasi adalah sifatnya menjaga.

Baca juga: Kepala BMKG Sebut Cilegon Berpotensi Terjadi Tsunami 8 Meter, Ini Respons Wali Kota Helldy Agustian

"Kalau seandainya skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan yang dahsyat, sudah ada latihan-latihan juga di daerah Cilegon itu," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, memberikan informasi zona yang rawan tsunami.

"Misalnya di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda. Dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga delapan meter," ujarnya, Rabu (1/12/2021).

Mengutip Kompas.com, Dwikorita mengatakan hal itu dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR dengan pemerintah, Rabu.

Tsunami itu adalah satu di antara sejumlah potensi bencana yang bisa terjadi di Indonesia pada libur Natal dan tahun baru nanti.

Baca juga: 3 Wilayah di Selatan Banten Berpotensi Tsunami, BMKG Kenalkan Alat Pendeteksi Berbasis Android

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian akan mengkoordinasikan dengan semua stakeholder dan mengeluarkan imbauan untuk kesiapsiagaan terjadinya bencana.

Hal itu untuk mengantisipasi kesiapsiagaan bencana adanya potensi angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi hingga mencapai delapan meter.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan seluruh Forkopimda terkait prediksi bencana tersebut," ucapnya.

Helldy juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk merespons dan menyosialisasikan kemungkinan terburuk.

Selain itu, juga membuka kembali jalur-jalur evakuasi penyelamatan, baik masyarakat maupun industri.

"Segera BPBD akan membuat edaran ke seluruh industri," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luruskan Pernyataan soal Tsunami 8 Meter di Cilegon, Kepala BMKG: Itu Peta Bahaya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved