Istri Dianiaya Suami ODGJ Pakai Golok di Pandeglang, Terbaring di Rumah Sakit, Butuh Biaya
Sesekali Sumiyati merintih ketika hendak balik badan karena jahitan di punggung dan kepala belum kering.
Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Sumiyati mengalami luka bacok di punggung dan sisi kanan kepala.
Warga Kampung Pamatang Purut, Desa Cikembuel, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, terluka setelah diserang suaminya, Rasiman.
Ibu empat anak berusia 45 tahun ini dirawat di RSUD Kabupaten Pandeglang.
Sesekali Sumiyati merintih ketika hendak balik badan karena jahitan di punggung dan kepala belum kering.
Baca juga: Durhaka! Anak di Lebak Tiba-tiba Bacok Ayah Hingga Nyaris Tewas, Diduga Ini Penyebabnya
Masri, anak pertama Sumiyati, mengatakan peristiwa pembacokan itu terjadi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 04.30.
Saat itu, di rumah hanya ada Sumiyati dan Masri.
Saat Sumiyati hendak menunaikan Salat Subuh, tiba-tiba Rasiman, langsung membacok istrinya memakai golok.
Rasiman langsung lari.
Korban yang bersimbah darah berteriak meminta tolong.
"Saya langsung mengevakuasi ibu untuk mendapatkan perawatan," katanya kepada TribunBanten.com di RSUD Pandeglang, Selasa (7/12/2021).
Menurut dia, Rasiman tinggal di gubuk yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah Sumiyati.
Baca juga: Aksi Begal Kotak Amal Rp 800.000, Bacok Korban hingga Meninggal, Polisi: Kami Kejar Sampai Mana pun
Rasiman adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan sering tidak terkontrol.
Rasiman dan Sumiyati pun sudah pisah tempat tinggal selama 10 tahun.
Bahkan, Masri mengaku sering berduel menghadapi ayahnya saat tidak bisa mengendalikan diri.
Hal itu dilakukan untuk menahannya agar tidak mencelakai anggota keluarganya.
Tidak jarang dia juka sering dicekik dan meminta bantuan tetangga jika tidak tertahan.
"Bapak itu berhalusinasi seakan suka ada yang bisikin suruh bunuh keluarga. Kalau ke tetangga mah enggak pernah," ucap pria berusia 32 tahun ini.
Baca juga: Ombak Besar Terjang Pesisir Pantai Labuan Pandeglang, Pelabuhan Perikanan Berantakan
Menurut Masri, ayahnya tenang paling lama sekitar setengah tahun.
"Tidak menentu kalau kumat. Pernah dulu ingin mencelakakan ibu, tapi bapak sadar dan menjatuhkan diri dari jembatan untuk menahan halusinasinya," katanya.
Masri mengaku sabar dan tabah merawat ayahnya yang terkadang kumat.
Rasiman mulai mengalami gangguan jiwa setelah bekerja di Bangka.
Di sana, Rasiman dan Masri menebang kayu untuk lahan sawit.
Rasiman saat ini tinggal di gubuk atas kemauannya sendiri.
Masri mengaku tidak melaporkan pembacokan itu kepada polisi karena menganggap ini sebagai musibah.
Baca juga: ODGJ Yang Sebabkan Puluhan Rumah di Koja Dikenal Pemarah, Kerap Memukul Ibu Kandungnya
"Bingung mau lapor polisi juga, keadaan bapak lagi enggak sadar. Kalau sehat mah ya kita laporkan," ucapnya.
Jika sadar, Rasiman meminta Masri untuk menyingkirkan benda tajam di sekitarnya.
Bahkan, Rasiman menangis ketika sadar telah menyakiti istrinya.
"Bapak sadar setelah melukai ibu. Dia minta kalau ibu meninggal, dia juga bakal ikut meninggal," ujar Masri.
Masri akan mengobati bapaknya ke kiai setempat.
Baca juga: Detik-detik Pria ODGJ Tikam 3 Orang di Bandung Barat, Korban Terakhir Baru Datang Langsung Ditusuk
Namun, Masri mengaku ibunya menunggu uluran tangan donator untuk biaya pengobatan.
"Sekarang mah kendalanya itu aja buat biaya rumah sakit, soalnya pakai BPJS Kesehatan tidak bisa," katanya.
Sehari-hari Sumiyati berjualan apem dan menjadi tukang urut.
"Ibu kalau ingat kejadian itu ya air matanya netes sambil menahan rasa sakit," ujar Masri.