PLN Bantu Pelaku Usaha Sektor Pertanian Melalui Listrik Andal dan Siaga 24 Jam, Gandeng Kementan
Komitmen PLN itu diperkuat dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman bersama Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (20/12/2
TRIBUNBANTEN.COM - PLN akan membantu para pelaku usaha di sektor pertanian hortikultura untuk mendapatkan akses listrik demi meningkatkan produktivitas.
Satu di antaranya PLN memastikan ketersediaan listrik yang andal dan terjaga selama 24 jam penuh melalui program electrifying agriculture.
Komitmen PLN itu diperkuat dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman bersama Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (20/12/2021).
Perjanjian ditandatangani Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dan Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto.
Baca juga: PLN ULP Cilegon Berikan Edukasi kepada Warga Penggunaan Listrik yang Aman
Penandatanganan disaksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara Pertemuan Koordinasi Pengembangan Hortikultura Tahun Anggaran 2022 di Bogor.
Hadir juga dalam kegiatan ini Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa.
Kualitas hasil pertanian akan bertambah dengan adanya dukungan teknologi.
Selain itu, juga menyejahterakan para petani.
Namun, hal ini harus didukung kerja sama dengan seluruh stakeholders.
"Termasuk dengan PLN pada kesempatan ini. Terima kasih, PLN," ujar Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya, dikutip dari rilis yang diterima TribunBanten.com, Jumat (24/12/2021).

Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengatakan perkembangan teknologi memberikan harapan dan dukungan terhadap sektor pertanian untuk menghadapi berbagai tantangan.
Melalui pemanfaatan teknologi, tanah subur yang terbentang luas dari barat hingga timur negeri ini menjadi aset yang luar biasa berharga untuk pengembangan pertanian.
Menurut dia, penetrasi teknologi juga mampu mengubah wajah pertanian Indonesia, dari yang sebelumnya sangat tradisional menjadi lebih modern.
"Bidang agraris yang sebelumnya lebih sering digarap penduduk pedesaan pun menjadi lebih menarik untuk kalangan muda dan generasi milenial," katanya.
PLN melalui program electrifying agriculture melihat lebih banyak petani bisa tersenyum karena kerja kerjasnya membangun sektor pertanian dan mendapatkan hasil maksimal.
Darmawan meyakini keberadaan listrik bukan sekadar penerang, tetapi juga akan menciptakan beragam cerita sukses dalam setiap kehidupan.
Baca juga: Bahaya Tersengat Listrik saat Banjir, Ini Tips dari PLN untuk Menghindarinya atau Segera Laporkan
Program ini merupakan komitmen PLN mengimplementasikan nilai-nilai BUMN, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).
"Sekali lagi, PLN siap mendukung kebutuhan ketenagalistrikan on farm, off farm, dan pascapanen program Kementerian Pertanian khususnya Ditjen Hortikultura dalam hal Pengembangan Kampung Hortikultura, Penumbuhan UMKM Hortikultura dan Digitalisasi Pertanian," ucapnya.
Banyak kesan positif yang disampaikan para petani setelah mengikuti program electrifying agriculture, khususnya pada sektor Hortikultura.
Mesin pendingin atau cold storage, misalnya, dibutuhkan pascapanen untuk menjamin kesegaran produk.

Dengan begitu, produk pertanian lebih mampu bersaing.
"Petani menyatakan bisa menghemat biaya operasional. Pekerjaan mereka pun menjadi lebih mudah dan produktif. Hasilnya juga lebih banyak dan maksimal," ujar Darmawan.
Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menyambut baik kerja sama dengan PLN.
Dia menyadari jika pada dasarnya kegiatan hortikultura itu tidak lepas dari listrik.
Banyak sekali kegiatan atau aktivitas hortikultura, baik on-farm maupun off-farm, membutuhkan tenaga listrik.
Itu bukan hanya di kota-kota, tetapi juga di desa-desa, bahkan sampai ke pelosok.
"Saya percaya jika hortikultura yang modern, semakin baik dan menjangkau daerah sampai ke pelosok bisa meningkatkan ekonomi para petaninya," katanya.
Prihasto optimistis sektor hortikultura Indonesia memiliki masa depan yang cerah setelah melihat kesuksesan program electrifying agriculture di Enrekang, Sulawesi Selatan.
Selain berhasil menekan 60-70 persen ongkos petani bawang, lampu-lampu yang dipasang di lahan pertanian mengurangi penggunaan pestisida secara signifikan dan meningkatkan kualitas bawang yang dipanen.
Baca juga: Siaga PLN 18 Desember 2021-8 Januari 2022, Sebanyak 48.179 Petugas Dikerahkan Pastikan Listrik Andal
Keuntungan lain, sentra pertanian bawang di Enrekang bahkan saat ini menjadi kawasan agrowisata.
Lampu light trap yang terang dengan beragam warna menarik masyarakat untuk datang menawarkan wisata malam yang sangat eksotis dan indah.
Dia berharap kerja sama ini terus berlanjut sampai ke pelosok, daerah terpencil.
"Mudah-mudahan dengan kerja sama ini bisa memberikan yang terbaik bagi petani pada umumnya dan petani hortikultura pada khususnya," ucap Prihasto.