Breaking News

Kasus Makin Naik, Pemerintah Prediksi Puncak Covid-19 Omicron di Indonesia pada Februari-Maret 2022

Siap-siap, puncak Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi pertengahan bulan Februari hingga Maret 2022, kasus masih terus naik.

Freepik
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron - Ini penjelasan Kemenkes soal varian baru Covid-19 Omicron, dari tingkat keparahan hingga dampak pada efikasi vaksin. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pemerintah memperkirakan puncak kasus varian Omicron di Indonesia bakal terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. 

Mengutip laman covid19.go.id, hal ini mengacu pada kejadian di sejumlah negara yang menghadapi varian Omicron.

Mereka mengalami puncak kenaikan kasus yang dicapai dengan cepat dan tinggi dalam waktu antara 35-65 hari sejak kasus pertama ditemukan.

Baca juga: Pasca 1 Pasien Covid-19 Omicron di Tangsel Meninggal, Dinkes Minta Warga Tak Panik & Ketatkan Prokes

"Dari negara-negara yang sudah melewati puncak kenaikan kasus,

menunjukkan bahwa tingkat perawatan di RS (hospitalisasi) untuk pasien Omicron lebih rendah sekitar 30-40% dibanding varian Delta," demikian penjelasan Satgas Penanganan Covid-19.

Pun di tanah air, kasus Covid-19 di Indonesia terus naik meskipelan. Belum lagi di Jakarta kasus juga semakin merebak.

Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Baca juga: Penularannya Cepat, 1 Pasien Positif Covid-19 Omicron di Tangsel Meninggal Dunia, Ini Kata Kemenkes

Kasus masih naik menuju akhir Januari 2022

Dilansir dari Worldometers.info, saat ini Indonesia terdapat 4.280.248 kasus Covid-19.

Tercatat 144.201 kematian dan 4.121.928 kasus sembuh.

Per Jumat 21 Januari 2022 terdapat 2.604 kasus baru.

Ada dua kasus meninggal dan 811 pasien sembuh.

Sehingga saat ini Indonesia menangani 14.119 kasus aktif covid-19.

Jangan gegabah

Dalam pernyataan resminya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan bahwa masyarakat harus mewaspadai tren kenaikan kasus varian Omicron

"Kendati demikian, tidak perlu bereaksi berlebihan."

"Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan," pesan Jokowi, Selasa (18/1/2022). 

Dia menjelaskan, pasien yang terinfeksi varian Omicron umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit.

"Akan tetapi sekali lagi, kita harus waspada, janga jemawa dan jangan gegabah," tegasnya. 

Jokowi juga mengimbau agar mereka yang bisa bekerja dari rumah, untuk bekerja dari rumah saja (work from home).

Baca juga: Sebanyak 16 Warga Tangsel Positif Covid-19 Omicron, Dinkes: Semuanya Transmisi Lokal

Presiden juga meminta agar masyarakat tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang mendesak. 

Terakhir, Jokowi berpesan, bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksin pertama segera melakukan vaksin kedua. 

"Yang sudah dua kali vaksin, segera cari vaksin ketiga, vaksin booster. Semuanya gratis, karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semua," tegasnya.

Satgas Covid-19 mengimbau agar masyarakat jangan sombong dan gegabah. "Pandemi belum usai, perjuangan belum selesai," tegas Satgas.

Cara terbaik menyikapi kenaikan kasus varian Omicron adalah dengan mengikuti protokol kesehatan dengan disiplin dan segera dapatkan vaksin jika gilirannya tiba. 

WHO: Omicron bukanlah varian terakhir virus corona Covid-19, mematikan bagi yang belum vaksin.

Dengan meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron, tak sedikit masyarakat yang menginginkan pandemi segera berakhir.

Namun nyatanya, virus Covid-19 yang mewabah dari 2019 masih terus berevolusi dan membawa varian terbaru hingga 2022 ini.

Dilansir dari World of Buzz, dan laporan Ditjen WHO, kini memperingatkan publik bahwa Omicron bukanlah varian terakhir untuk Covid-19.

Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. (AFP)

Menurut International Business Times, WHO menyanggah keyakinan laporan beberapa pakar kesehatan yang menyatakan bahwa Omicron menjadi varian terakhir.

Bahkan menyangkal dan menekankan bahwa pandemi masih jauh dari selesai, jika keadaan seperti varian Delta atau Omicron terus muncul.

"Kami mendengar banyak orang menyarankan bahwa omicron adalah varian terakhir, yang berakhir setelah ini," kata pemimpin teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove.

“Itu tidak terjadi karena virus ini beredar pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia.”

Lebih lanjut dinyatakan oleh WHO bahwa jumlah varian Omicron kini telah mencapai 19 juta kasus di seluruh dunia.

Van Kerkhove mengklaim bahwa kemungkinan terkena infeksi baru mungkin jauh lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi.

Meskipun mereka yang terinfeksi Omicron tidak menunjukkan gejala yang parah, Dr Mike Ryan, direktur eksekutif WHO menjelaskan minggu lalu bahwa virus Omicron dapat mematikan bagi mereka yang belum divaksinasi, orang tua, serta mereka yang telah terinfeksi Omicron.

Meski begitu Omicron sendiri juga masih memiliki beberapa gejala yang sudah terjadi sebelumnya.

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Siap-siap, Puncak Covid-19 Varian Omicron di Indonesia Diprediksi Bulan Depan, Kasus Masih Naik

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved