Waspada Omicron pada Bayi dapat Sebabkan Kematian, Hindari Tempar Ramai untuk Cegah Penularan
Sebanyak 3 persen yang meninggal akibat Omicron adalah balita usia 0-5 tahun, 3 persen atau setara dengan 33 orang.
TRIBUNBANTEN.COM - Kementrian Kesehatan menjelaskan jumlah kematian pada balita atau bayi di bawah lima tahun yang disebabkan karena Covid-19 varian Omicron berkisar 3 persen dari total 1.090 pasien yang dinyatakan meninggal dunia.
"Sebanyak 3 persen yang meninggal akibat Omicron adalah balita usia 0-5 tahun," kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Jumat (18/2/2022), dikutip dari Antara.
Menurut Nadia, 3 persen atau setara dengan 33 orang ini merupakan rekapan kasus yang dikumpulkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada Minggu (13/2/2022).
Baca juga: Waspada Omicron Pada Balita, Mulai dari Gejala Pilek sampai Sakit Tenggorokan
Oleh sebab itu, Nadia menyarankan untuk melindungi kelompok balita dari resiko tertular Covid-19, dapat dilakukan dengan cara vaksinasi bagi kelompok orang dewasa yang berada disekitarnya, serta selalu menjaga protokol kesehatan.
Juru Bicara Kemenkes RI juga menyebutkan dari jumlah total 1.090 pasien Omicron yang meninggal dunia, sebanyak 68 persen di antaranya dilaporkan belum memperoleh vaksinasi Covid-19, baik dosis pertama maupun lengkap.
Cara Cegah Penularan ke Anak
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk tidak memberi ruang penularan Covid-19 ke balita demi mencegah bertambahnya kematian akibat Covid-19 di kalangan balita.
Wiku menyatakan, orang tua dan keluarga merupakan pihak utama yang harus bertanggung jawab atas keselamatan balita di lingkungan tempat tinggalnya.
Baca juga: Omicron di Kabupaten Tangerang Tembus 13.900 Kasus, Hajat Nikah, Kafe, Pasar, Mall akan Diperketat
"Hindari interaksi dengan balita terutama bagi orang dengan intensitas interaksi dan mobilitas yang tinggi di luar rumah. Hindari membawa balita ke lokasi dengan risiko penularan yang tinggi seperti tempat keramaian," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Wiku pun menekankan, infeksi Covid-19 varian Omicron cenderung bergejala ringan hingga tanpa gejala. "Sehingga terdapat ancaman OTG yang dapat menulari sekitarnya, yang bukan tidak mungkin adalah orang di sekitar sang balita," kata Wiku.
Ia menuturkan, anak-anak termasuk balita memang tergolong sebagai kelompok rentan, terutama karena belum tersedianya vaksin yang dapat digunakan pada kelompok usia tersebut.
Terlebih, lanjut Wiku, balita juga membutuhkan perawatan yang berbeda dari orang dewasa, misalnya balita membutuhkan fasilitas NICU dan PICU yang ketersediaannya dapat berbeda-beda di tiap wilayah.
Baca juga: Selain Sakit Tenggorokan, Diare juga Salah Satu Gejala Omicron yang Perlu Diwaspadai
Oleh karena itu, kepada orang tua dan keluarga balita, Wiku juga mengingatkan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan serta bersedia divaksinasi demi melindungi sang balita yang belum dapat divaksinasi.
"Ingat, kasus kematian yang terjadi pada balita merupakan satu contoh betapa keselamatan kelompok rentan sungguh bergantung kepada tanggung jawab bersama dari setiap kita," ujar Wiku.
Sejak 10 hari terakhir, angka kematian terus berada di atas angka 100 hingga naik menjadi lebih 200 kematian sehari pada 17 dan 18 Februari.