Banjir di Serang
Tangisan Warga Pecah Melihat Rumah dan Barangnya Diterjang Banjir Luapan Sungai Cibanten
Banjir yang merendam permukiman warga tersebut akibat luapan Sungai Cibanten karena intensitas hujan tinggi.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Hermanah tak kuasa menahan tangis saat melihat rumahnya terendam banjir dan barang-barangnya terbawa derasnya arus air banjir, Selasa (1/3/2022).
Perempuan berkerudung ini adalah warga Kampung Ketengahan, Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang.
Banjir yang merendam permukiman warga tersebut akibat luapan Sungai Cibanten karena intensitas hujan tinggi.
Baca juga: UPDATE Bencana Banjir di Kota Serang, 3.500 Orang Ngungsi, Korban Meninggal Tambah Jadi 5 Orang
Menurut perempuan berusia 40 tahun ini, air mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 08.30.
Air yang masuk ke dalam rumah begitu deras sehingga dia tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.
"Semua barang-barang ibu terbawa air, beras juga sama. Cuma baju yang di jemuran ini aja yang berhasil diambil," ujarnya sambil terus meneteskan air mata.
Hermanah tingga bersama suaminya.
Tiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal di Kota Cilegon.
Dia mengaku baru kali ini banjir terjadi di rumahnya hingga ketinggian air mencapai lebih dari 1,5 meter.
"Kami butuh bantuan baju, pada basah semua, air belum surut," ucapnya sambil terbata-bata.
Bersama sejumlah warga lainnya, Hermanah sekarang bertahan di masjid untuk tempat istirahat.
"Kalau belum surut aja kita pasti bertahan di masjid aja dan berharap ada bantuan," katanya.
Baca juga: Lapak Tenda Pedagang di Kawasan Wisata Banten Lama Tersapu Luapan Kali Tanpa Tersisa
Dia berharap pemerintah daerah bisa segera memberikan bantuan yang dibutuhan pengungsi, di antaranya selimut, baju, makanan, dan obat-obatan.
Menurut pantauan TribunBanten.com di lokasi, ketinggian air beragam.
Warga hanya dapat mengandalkan masjid sebagai tempat pengungsian dan tidak adanya dapur umum.
Warga masih merasa khawatir jika terus diguyur hujan air akan terus meluap.