Dibutuhkan 405 Relawan Vaksin Merah Putih untuk Uji Klinis Tahap 2, Berikut Persyaratannya
Vaksin Merah Putih rencananya akan melakukan uji klinis tahap 2 pada 28 Maret 2022 yang membutuhkan 405 relawan vaksin.
TRIBUNBANTEN.COM - Vaksin Merah Putih rencananya akan melakukan uji klinis tahap 2 pada 28 Maret 2022.
Yang mana dalam uji klinis tahap 2 itu membutuhkan sebanyak 405 relawan.
Pelaksanaan uji klinis tahap dua ini dilakukan setelah vaksin mengantongi sertifikat halal dari MUI dan melaksanakan uji klinis tahap 1 dengan 90 orang relawan.
Baca juga: Puskesmas Kasemen Kota Serang Terdampak Banjir, Alat Kesehatan dan Vaksin Terendam Banjir
Para relawan Vaksin Merah Putih akan mendapatkan manfaat vaksin Covid-19 inactivated yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (UNAIR).
Hal tersebut siampaikan oleh Tim Uji Klinis Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Gatot Soegiarto SpPD-KAI FINASIM
Selain itu, para relawan juga akan mendapatkan pengawasan fisik dan laboratoriun oleh tim peneliti, dana transport pada setiap kunjungan, hingga masuk dalam skema PCare (masih dalam proses) dan juga aplikasi PeduliLindungi.
Baca juga: Capaian Vaksin Covid-19 Dosis Pertama di Kota Tangerang Selatan Sudah 100 Persen
"Syaratnya belum pernah divaksin sama sekali, usia 18 tahun ke atas, kalau wanita tidak sedang hamil, tidak menderita HIV, dan kalaupun ada penyakit komorbid adalah penyakit komorbid yang terkendali,” jelas Gatot dikutip dari keterangan UNAIR, Sabtu (5/3/2022).
Ia mengatakan, jika berminat menjadi relawan Vaksin Merah Putih, masyarakat dapat mengisi tautan Form Pendaftaran Uji Klinis Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (UNAIR) atau menghubungi dr Fany Arsyad (+6281333355533), dr Laksmi Wulandari (+628123019591), dr Randy Pangestu (+6289699668343), atau Lintang Prayogi (+6282232457512).
Baca juga: Aturan Baru Vaksinasi: Pemberian Booster Dipercepat 3 Bulan, Rencana Vaksin Covid-19 Dosis ke-4
Disinggung efek samping dari Vaksin Merah Putih. Secara tegas Gatot menjelaskan, sejauh ini mulai uji pre-klinis hingga uji klinis tahap 1, belum terdapat laporan berkaitan dengan efek samping yang serius.
“Kalaupun ada efek samping itu berupa seperti biasa lah, kalau disuntik di daerah lengan ada sedikit rasa kemeng, itupun hanya persentasenya kecil, di bawah lima persen,” jelas Gatot.
