Tak Mau Kecolongan seperti Pilkada DKI 2017, PDIP Pantau Situasi sebelum Calonkan Bakal Gubernur DKI

Tak Mau Kecolongan seperti Pilkada DKI 2017, PDIP Pantau Situasi sebelum Calonkan Bakal Gubernur DKI

Editor: Ahmad Haris
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro
Ilustrasi Pendidikan Kader Pratama (PKP) yang digelar oleh Dewan Pimpinan Cabang(DPC) Partai Demokrasi Indonesia(PDI) Perjuangan Kota Tangerang, Minggu (21/11/2021). 

TRIBUNBANTEN.COM - Partai NasDem dan Partai Golkar memberi sinyal akan menduetkan Ahmad Sahroni dan Airin Rachmi Diany dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Pilkada 2024 mendatang.

Lantas, bagaimana dengan PDIP?

PDI Perjuangan sebagai partai peraih kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta belum mengumumkan nama-nama yang berpotensi bakal dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca juga: Dianggap Miliki Posisi Tawar Menarik, Sahroni-Airin Siap Berduet Jadi Cagub dan Cawagub DKI?

“Dia (PDI Perjuangan) akan melihat situasi dulu ya, kelihatannya PDIP nggak mau kecolongan lagi," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, Sabtu (12/3/2022).

"Kita tahu PDI Perjuangan pemenang (DPRD) di DKI makanya dapat jatah Ketua DPRD, tapi (calon) gubernurnya kan kalah yang didukung PDIP,” ujarnya lagi.

Ujang memprediksi, PDI Perjuangan masih melakukan kalkulasi secara matang sosok kader yang dinilai layak menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Dia menyebut,, ada beberapa sosok kader PDI Perjuangan yang bisa saja dimunculkan, seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Serta  Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka atau mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.

“Saya kira PDIP masih melihat situasi dulu, kelihatannya ada Risma, ada Gibran atau Djarot. Nama-nama itu mungkin saja didorong PDI Perjuangan ketika melihat potensi menangnya ada,” kata Ujang.

Ujang juga menanggapi keputusan Golkar yang kemungkinan mencalonkan Airin dalam kandidat Cawagub DKI Jakarta.

Meskipun Ketua Dewan Pembina DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik menilai kinerja Airin cemerlang di Tangsel selama 10 tahun.

Namun namanya tidak terlepas dengan citra dinasti politik di Provinsi Banten.

“Itu kan hal negatif juga. Ada plus dan ada minus. Apalagi mohon maaf, Airin kan juga bukan Betawi."

"Jadi itu juga menjadi faktor juga, dan jadi belum tentu yang dibilang Bang Taufik itu. Tapi apa pun yang disampaikan itu sah-sah saja karena sifatnya kan politik," katanya.

Baca juga: Megawati Bertemu Jokowi di Bogor, PDIP: Sudah Senafas, Tak Perlu Bicarakan Penundaan Pemilu

Seperti diketahui, nama Sahroni dan Airin mengemuka di publik ketika Airin mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved