Harga Minyak Goreng Naik, Penjual Kupat Tahu Berencana Banting Stir Jadi Tukang Ojek Selama Ramadan

Asep Haeri Rukayat, penjual kupat tahu, sudah berjualan sejak 1997. Asep Haeri Rukayat menjual kupat tahu Rp 10 ribu.

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/MILDANIATI
Asep Haeri Rukayat, penjual kupat tahu 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Asep Haeri Rukayat, penjual kupat tahu, sudah berjualan sejak 1997.

Asep Haeri Rukayat menjual kupat tahu Rp 10 ribu.

Kupat tahu itu lengkap dengan tauge, saos kacang, sambal, kecap, satu buah kupat, kerupuk, dan satu tahu.

Asep Haeri Rukayat menganggarkan dana sebesar Rp 30 ribu per hari untuk membeli bahan membuat kupat tahu.

Di tengah kenaikan harga minyak goreng, dia mengaku tidak menurunkan harga jual per porsi.

Biasanya Asep sering memberi setengah harga untuk satu porsi kupat tahu pada tukang becak dan pengepul sampah.

"Sering ngasih setengah harga untuk satu porsi, karena saya kasihan dan engga tega," paparnya.

Baca juga: HET Minyak Goreng Curah Rp 14.000, Satgas Pangan: Jangan Diselewengkan!

Sejak harga bahan baku naik, Asep tetap konsisiten tidak menaikan harga jual dagangannya.

"Engga saya naikin harganya, tetep Rp 10 ribu, gapapa biar berkah," terangnya.

Asep terlihat lihai membungkus setiap porsi kupat untuk para pembeli.

Dia mengenakan peci hijau dan baju biru.

Tidak jarang, kata Asep sering ada yang menghutang dan tidak bayar.

"Udah biasa yang ngutangmah," paparnya.

Sejak hampir 3 tahun terakhir tehitung tahun 2020, omsetnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19 dan dialihkannya pasar tamansari menjadi ruang terbuka hijau (RTH).

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved