Gunung Anak Krakatau Erupsi

Ini Potensi Bahaya Erupsi Gunung Anak Krakatau Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana

Pada 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB, teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Screenshoot akun instagra @krakatau_ca_cal   
Gunung Anak Krakatau Erupsi lagi. 

TRIBUNBANTEN.COM - Badan Geologi Kementerian ESDM mengeluarkan surat menaikkan status Gunung Anak Krakatau (GAK) jadi Level III atau Siaga, Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB.

Dalam surat tersebut, kegempaan GAK selama 1-24 April 2022 ditandai dengan terekamnya 21 kali gempa letusan, 155 kali gempa embusan, 14 kali harmonik, 121 gempa low frequency, dan 17 kali gempa vulkanik dangkal.

Selain itu, juga tercatat 38 kali gempa vulkanik dalam, tremor menerus dengan amplitudo 0,5-55 milimeter, serta terekam dua kali gempa tektonik lokal, enam kali gempa tektonik jauh, dan satu gempa terasa dengan skala I MMI.

Baca juga: Terus Erupsi, Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Perlukah Evakuasi? Ini Kata Kepala Basarnas Banten

Masih dalam surat yang ditandatangani Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, itu, aktivitas GAK masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian.

Yaitu menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada 17 April 2022.

Pada 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB, teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo Tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus.

Peningkatan ini diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi.

Dalam surat tersebut juga menjelaskan potensi bahaya.

Baca juga: PENGUMUNAN! Masyarakat Diminta Tetap Tenang Meski Gunung Anak Krakatau Kini Naik Berstatus Siaga

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan hampir seluruh tubuh GAK yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas GAK saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi.

Namun, kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh.

Adapun sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved