Diserang Rusia, WNI Asal Binjai Sumut Terjebak dalam Bunker di Ukraina, Peluang Hidup Cuma 10 Persen
Diserang Rusia, WNI Asal Binjai Sumut Terjebak dalam Bunker di Ukraina, Peluang Hidup Cuma 10 Persen
TRIBUNBANTEN.COM - Salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Iskandar, menjadi saksi invasi Rusia ke Ukraina.
Warga Binjai, Sumatera Utara tersebut mengaku bahwa tak percaya bisa selamat nyawanya, karena peluangnya untuk bertahan hidup hanya 10 persen.
Iskandar menghabiskan tiga minggu bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah, saat kedutaan Indonesia menyusun beberapa rencana penyelamatan.
“Saya hanya memiliki sedikit harapan bahwa saya akan hidup, dari garis antara hidup dan mati,” kata Iskandar, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Singgung Ukraina Bodoh Dimanfaatkan oleh NATO
Iskandar telah bekerja sebagai petugas kontrol kualitas, di sebuah pabrik plastik Ukraina sejak tahun 2017.
Iskandar, yang berbasis di kota utara Chernihiv, pertama kali mengetahui tentang invasi di YouTube pada pagi hari tanggal 24 Februari, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.
“Setelah video hampir selesai (diputar), penembakan dimulai,” kata Iskandar.
Sembilan pekerja Indonesia pabrik, dua rekan Nepal mereka dan seluruh staf Ukraina berkumpul di lantai pabrik, bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan.
“Semua orang pucat dan tekanannya bisa diraba. Aku bahkan tidak bisa tersenyum, dan kami mulai panik."
"Bos kami menyuruh kami mematikan mesin. Kami hanya meringkuk di sana dan mendengarkan suara roket yang terbang di atas kepala,” kata ayah empat anak itu kepada Al Jazeera.
Sayangnya bagi Iskandar dan para pekerja pabrik yang sekarang terperangkap, mereka terperangkap dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Pengepungan Chernihiv.
Secara strategis penting, kota ini terletak di utara ibukota Ukraina, Kyiv, dan dekat dengan perbatasan Belarusia dan Rusia.
Lebih buruk lagi, putra Iskandar yang berusia 23 tahun, Aris Wahyudi, bersamanya di Ukraina.
“Semua orang di tim Indonesia berusia dua puluhan kecuali saya,” katanya.
“Mereka mencari saya untuk jawaban tentang apa yang harus dilakukan, dan saya tidak tahu harus berkata apa kepada mereka. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa berbicara, mereka sangat ketakutan.”
Baca juga: BERITA FOTO : Momen Parade Peringatan Hari Kemenangan Rusia, Rudal Nuklir Ikut Dipamerkan!
