Pedagang Kopi dan Es Kelapa Muda Bingung Setelah Lapaknya di Sekitar Pasar Rangkasbitung Dibongkar
Suheri, seorang PKL, mengaku bingung setelah lapaknya dibongkar Satpol PP menggunakan alat berat.
Penulis: Nurandi | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Puluhan lapak pedagang kaki lima (PKL) di trotoar dan samping Jalan Sunan Kalijaga, Kabupaten Lebak, dibongkar, Rabu (11/5/2022).
Menurut pantauan TribunBanten.com, Rabu, pedagang mengangkut kayu dan meja yang masih bisa digunakan setelah pembongkaran.
Para pedagang juga mengangkut barang yang ada di lapak ke dalam gerobak.
Baca juga: Alat Berat Ratakan Sejumlah Lapak Pedagang Kaki Lima di Jalan Sunan Kalijaga Pasar Rangkasbitung
Suheri, seorang PKL, mengaku bingung setelah lapaknya dibongkar Satpol PP menggunakan alat berat.
"Belum ada tempat," katanya.
Dia hanya bisa membawa barang dari lapak dan dagangannya yang masih bisa diselamatkan.
Pemkab Lebak sudah menyediakan lapak di dalam Pasar Rangkasbitung.
Harga sewanya beragam, mulai Rp 15 juta hingga Rp 32 juta per tahun.
Suheri mengaku keberatan dengan tarif sewa tersebut.
"Di dalam sepi karena yang berdagang di dalam juga banyak yang keluar. Kalau pindah ke dalam, habiskan biaya dan modal," ucap penjual kopi dan es kelapa muda ini.
Sekda Kabupaten Lebak, Budi Santoso, berharap setelah pembongkaran ini para pedagang bisa berjualan secara tertib.
Baca juga: Lapak PKL akan di Bongkar Satpol PP Lebak, Pedagang: Libur 2 Hari Dagang Saja Dapur Babak Belur!
"Saya berharap semua pedagang mematuhi Perda No 17 Tahun 2006. Tidak ada lagi kegiatan dagang yang menganggu fasilitas umum apalagi jalan," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/alat-berat-meratakan-lapak-pkl-pasar-rangkasbitung.jpg)