Sanksi ke Rusia Hantam Balik Ekonomi AS, Harga Barang Konsumsi di Eropa Jadi Meroket!

Sanksi ke Rusia Hantam Balik Ekonomi AS, Harga Barang Konsumsi di Eropa Jadi Meroket!

Editor: Ahmad Haris
Spencer Platt/Getty Images/AFP
Pedagang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE) pada 18 Februari 2022 di New York City. Menyusul penurunan satu hari terburuk tahun 2022 kemarin, Dow turun sedikit di perdagangan pagi. 

TRIBUNBANTEN.COM - Biden menjatuhkan sanksi kepada sektor perbankan dan energi Rusia, dan pemerintahannya telah mengirim senjata senilai hampir $4 miliar ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin berjanji bulan lalu untuk memindahkan langit dan bumi guna membiayai pertempuran Kiev.

Di mata Kremlin, banjir senjata ditambah pengaturan pembagian intelijen AS dan NATO dengan Kiev berarti bahwa Barat pada dasarnya berperang melawan Rusia melalui proksinya.

Baca juga: Diserang! Dubes Rusia di Polandia Anggap Terima Sirup Simbol Sandiwara di Bucha Ukraina

“Orang Amerika pada awalnya sangat pro sanksi, (tetapi) mereka tidak tertarik pada sanksi seperti sebelumnya,” kata Direktur Institut Demokrasi Patrick Basham kepada Express.

“Biden membuat prediksi ini sejak awal – rubel akan menjadi puing-puing, kami akan menghancurkan ekonomi Rusia, orang-orang akan bangkit, Putin akan keluar, Rusia akan melarikan diri dari Ukraina … (tapi) tidak ada dari hal-hal itu yang terjadi,” katanya.

Perbedaan antara harapan dan kenyataan ini menurutnya membuat orang AS menjadi sinis.

Ia membandingkan hilangnya kepercayaan dengan kekecewaan publik, atas kebijakan perang melawan virus corona di seluruh Barat.

“Masalahnya (sekarang) adalah setidaknya setengah dari negara di Amerika berpikir mereka ditipu banyak hal tentang Covid, jadi mereka bahkan lebih sinis terhadap pemerintah dan media daripada dua tahun lalu,” katanya.

Harga Barang Konsumsi Meroket di Eropa

Harga-harga barang konsumsi di Denmark, kawasan Baltik, dan Jerman, dilaporkan melonjak ke level tertinggi pada awal bulan ini.

Angka resmi Statistik Denmark, Selasa (10/5/2022), menunjukkan inflasi di negara itu mencapai level tertinggi dalam 38 tahun terakhir.

Indeks harga konsumen (CPI) Denmark melonjak dari 5,4 persen pada Maret menjadi 6,7 prsen di April.

Harga-harga barang melonjak di tengah kenaikan biaya energi global terdampak konflik Rusia-Ukraina.

Penggerak inflasi utama di Denmark adalah listrik, gas alam, makanan dan tembakau.

Harga barang telah naik 10,3 persen selama setahun terakhir, tingkat yang tidak tercatat sejak November 1982.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved