Lagi Ramai, Mengenal Apa Itu Metaverse dan Bedanya dengan Blockchain? Indonesia Menuju Era Digital
Belakangan ini muncul istilah-istilah kurang awam di telinga. Di antaranya, yaitu Metaverse dan Blockchain.
TRIBUNBANTEN.COM - Belakangan ini muncul istilah-istilah kurang awam di telinga.
Di antaranya, yaitu Metaverse dan Blockchain.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Metaverse adalah teknologi Augmented Reality (AR).
Melalui teknologi AR, individu dimungkinkan untuk berinteraksi dengan individu lain secara virtual.
Metaverse menjadi populer dan diperbincangkan banyak orang karena Meta.
Di Indonesia, pengembangan Metaverse akan diprediksi menjadi peluang yang besar.
Pemerintah akan mendorong kolaborasi multipihak dalam merintis dan mewujudkan Multiverse versi Indonesia yang diharapkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia di era digital.
Baca juga: Cak Imin: Peluang Semua Orang Sama di Era Digital
Dalam metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginannya.
Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D.
Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.
Baca juga: Ini Obrolan Ger-geran Ganjar dengan Vanesa saat Open House secara Virtual
Di metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital.
Dikutip dari Cointelegraph, Metaverse adalah lingkungan virtual di mana orang dapat melakukan berbagai tugas. Istilah ini awalnya diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah Neal Stephenson dalam novelnya Snow Crash, untuk mewakili lingkungan realitas virtual yang terhubung melalui internet dan dapat diakses dari perangkat apa pun seperti komputer.
Di dalam Metaverse, orang dapat melakukan berbagai aktivitas seperti memiliki real estat virtual, bermain game, bekerja dan bertemu orang lain.
Bagi anak-anak, ini merupakan kesempatan yang baik untuk mempelajari keterampilan baru dan mengeksplorasi minat mereka. Misalnya game Minecraft, yang memperkenalkan budaya yang berbeda kepada anak-anak melalui Metaverse.
Anak-anak dapat memperoleh manfaat dari Metaverse, dengan mengikuti kelas virtual melalui platform pendidikan. Namun bukan berarti mereka tidak menerima dampak negatif dari perkembangan teknologi ini, seperti cyberbullying dan paparan konten yang tidak pantas. Kemudian sejauh apa Metaverse dapat mempengaruhi dunia anak-anak?
