Nasib Jenazah yang Ditolak Petugas, Diduga Uang untuk Mandikan Mayat Kurang Rp 200 Ribu
Jenazah perempuan yang merupakan anak yatim piatu mendapat penolakan dari tim pengurus jenazah saat hendak dimandikan diduga karena uang kurang
TRIBUNBANTEN.COM - Jenazah seorang perempuan warga Gowa, Sulawesi Selatan, yang merupakan anak yatim piatu diduga mendapat penolakan dari tim pengurus jenazah saat hendak dimandikan.
Hal tersebut diduga karena uang yang diberikan keluarga almarhum untuk mengurus jenazah perempuan itu kurang Rp 200 ribu.
Diceritakan oleh keluarga almarhum, Daeng Sija, mengatakan bahwa sebelum Irma (26) meninggal dunia, ia sempat menetap di rumah tantenya di Bontonompo Gowa selama dua hari.
Kemudian, Irma jatuh sakit dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Haji Makassar.
Daeng Sija mengungkap bahwa Irma sudah tak memiliki ayah dan ibu, ia hidup sebagai seorang yatim piatu.
Baca juga: Cerita Sopir Ambulans, Kerap Dicelakai Makhluk Halus hingga Seluruh Tubuh Membeku saat Antar Jenazah
Semasa hidup, Irma hanya tinggal di kos-kosan di Makassar.
"Sehingga, almarhumah ini dibawa ke sini di Bontonompo untuk dikebumikan," ujarnya, Senin (23/5/22) malam.
Ketika jenazah almarhumah tiba di Kelurahan Kalaserena, Kecamatan Bontonompo keluarga almarhumah telah menyiapkan segala macam persiapan untuk proses pemandian jenazah.
"Di kelurahan Kalaserena ini sudah terbentuk tim pengurusan jenazah dan sudah menetapkan biaya pengurusan jenazah Rp 900 ribu," ujarnya
Daeng Sija mengaku bahwa tokoh masyarakat tak pernah dilibatkan dalam pembentukan dan penetapan pengurus atau tim jenazah.
Dia menjelaskan bahwa ketika jenazah sudah tiba di rumah duka tim pengurus jenazah menyampaikan bahwa harus membayar Rp 900 ribu
Namun almarhumah kata dia, merupakan orang tidak mampu dan yatim piatu.
Baca juga: Masih Punya Utang Semasa Hidupnya, Rentenir Tahan Jenazah saat Hendak Dimandikan, MUI Beri Tanggapan
Serta keluarga atau tante almarhumah yang berada di Bontonompo ini juga tergolong orang kurang mampu.
Sehingga lanjut Dg Sija, keluarga dekat berinisiatif untuk patungan untuk biaya tersebut.
Dana yang terkumpul sebutnya, sekira Rp 700 ribu.
"Pada saat itu dana yang terkumpul hanya Rp 700 ribu, jadi kami sodorkan ke tim pengurus jenazah tersebut bahwa kita hanya punya dana Rp 700 ribu. Itupun hasil sumbangan keluarga," katanya
"Tapi tim pengurus jenazah tersebut masih bersikeras tidak mau memandikan kalau tidak cukup Rp 900 ribu karena dana tersebut katanya sudah ditetapkan pada rapat. Iya kurang Rp 200 ribu," katanya.
Lantaran tim pengurus jenazah tetap menolak, sehingga kata Daeng Sija, pihak keluarga mencari orang yang paham untuk memandikan jenazah.
Baca juga: Detik-detik Warga Kelurahan Trondol Kota Serang Bopong Jenazah Terabas Kali karena Jembatan Ambruk
Pasalnya, pihak keluarga sudah lama menunggu.
"Terpaksa pihak keluarga cari orang yang paham untuk mandikan jenazah karena ini kan sudah lambat. Karena terlambat dimandikan jenazah Irmah dikebumikan pada malam hari dari jam 3 sore pas mau magrib baru dimandikan jadi malamnya baru dikebumikan sudah salat magrib. Dikebumikan di tempat pekuburan islam sela," katanya
Dia mengaku merasa kecewa tentang apa yang telah ditetapkan oleh tim pengurus jenazah atau pihak di kelurahan setempat.
Dia mengatakan jika sebaiknya keputusan tersebut terkait biaya agar dievaluasi dan melibatkan tokoh masyarakat.
Baca juga: Minta Cerai, IRT Tewas Dianiaya Suaminya Pakai Tabung Gas 3 Kg, Jenazah Korban Ditemukan Sang Anak
Dia menambahkan, bahwa pihak keluarga berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Terpisah, Lurah Kalaserena Bakri mengaku tidak bisa berspekulasi banyak terkait hal tersebut.
Pasalnya, esok hari Bakri hendak melakukan klarifikasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
"Kita akan adakan rapat besok, disitu kita undang seluruh pihak yang terlibat. Jadi semua harus hadir dan kita mau tahu dimana letak kesalahannya ini," ujarnya
"Saya tidak bisa banyak berkomentar kalau lewat telepon karena takutnya ada bahasa yang salah atau bahasa yang terpelintir. Intinya rencana besok kita rapat dan kumpulkan semua pihak untuk membahas dan meluruskan permasalahan ini," sambungnya