Sudah Lebih 30 Jam, Eril Putra Gubernur Jabar Belum Ditemukan, Polisi Swiss Ungkap Kendala Pencarian

Sudah Lebih 30 Jam Eril, Anak Ridwan Kamil Belum Ditemukan, Polisi Swiss Ungkap Kendala Pencarian

Editor: Ahmad Haris
Instaram/Kolase Tribun Jabar
Kolase Ridwan Kamil dan Emmeril Kahn Mumtadz 

TRIBUNBANTEN.COM - Emmeril Kahn Mumtadz, Putra sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil hilang saat berenang di Sungai Aaree, di wilayah provinsi Bern, Swiss, Kamis (26/5/2022).

Proses pencarian sudah lebih dari 24 jam.

Hingga Sabtu (28/5/2022) sore ini, petugas belum menemukan Emmeril Kahn Mumtadz yang akrab disapa Eril.

Menurut pihak kepolisian setempat, ada dua penyebab pencarian Eril sulit dilakukan.

Baca juga: Anak Ridwan Kamil Hilang di Sungai Aare Swiss, Pencarian Hari Ini Mencakup Sepanjang 8 Kilometer

Pertama, air Sungai Aare sekarang sedang keruh karena masuknya lelehan salju pada sungai terpanjang di Swiss tersebut.

Itulah sebabnya mengapa pencarian selama lebih dari 24 jam sejak anak Ridwan Kamil hilang belum membuahkan hasil.

Kedua, pencarian hanya bisa dilakukan dengan boat (perahu) karena banyak pohon di sekitar Sungai Aare sehingga tidak memungkinkan menggunakan helikopter.

Kedua kondisi tersebut dipaparkan juru bicara kepolisian provinsi Bern, Patrick Jean, kepada kontributor Kompas.com di Swiss, Krisna Diantha Akassa.

Sebelumnya, kepolisian Bern mendapat laporan orang hilang terseret arus di Sungai Aare pada Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 09.45 pagi. Lokasi kejadian masuk kota Schonau Steg, provinsi Bern, Swiss.

Patrick Jean mengonfirmasi ada tiga turis asal Indonesia yang berenang di Sungai Aare, yaitu dua perempuan dan satu laki-laki.

Lelaki yang disebut terakhir itulah yang kemudian dilaporkan hilang.

Tetapi polisi Bern enggan menyebut identitas atau statusnya sebagai anak Gubernur Jawa Barat, Indonesia, karena bukan wewenang mereka.

Menurut pantauan Krisna Diantha selama tinggal di Swiss, menjelang bulan Juni biasanya tidak ada orang yang berenang di Sungai Aare karena belum musimnya.

Selain itu, air yang masih dingin dan keruh karena lelehan salju serta arusnya yang deras menjadi alasan lainnya.

"Rata-rata yang tenggelam orang asing atau turis karena tidak tahu," tutur Krisna seraya menyebutkan rata-rata waktu penemuan orang yang hilang terseret arus adalah seminggu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved