Rektor Unsera Setuju Kebijakan Penghapusan Tenaga Honorer Jika Tujuannya untuk Memanusiakan Manusia
Rektor Universitas Serang Raya (Unsera) Hamdan menyatakan setuju kebijakan pengahapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Laporan Wartawan Tribunbanten.com, Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Rektor Universitas Serang Raya (Unsera) Hamdan menyatakan setuju kebijakan pengahapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat di tahun 2023.
Menurutnya, apabila aturan dan kebijakan itu diperisapkan pemerintah pusat untuk mempermudah tenaga honorer.
Dirinya tentu akan setuju dengan pemerintah asal tujuannya untuk memanusiakan manusia sesuai dengan sila kedua.
Baca juga: Pengamat: Lawan Politik Anies Baswedan yang Bawa Bendera HTI saat Deklarasi Capres
"Bila penghapusan honorer itu tidak ada yang lebih baik, saya sangat tidak setuju. Karena apa? Karena akan semakin memperparah jumlah pengangguran tentunya," ucapnya saat berada di Kampus Unsera, Kamis (9/6/2022).
Dia menilai, tugas pemerintah yaitu harus memberikan solusi kepada masyarakat dengan menambah lapangan pekerjaan.
"Kalau menghapus gampang, tapi masyarakat sebagai korbannya harus bagaimana, apa solusi untuk mereka? Kemana mereka setelah dihapuskan," katanya.
"Mudah-mudahan pemerintah punya solusi terbaik itu," ucapnya.
Selain itu, dirinya juga mendorong kepada pemerintah daerah untuk segara meneukan solusi atas kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat.
"Tapi dikarenakan ini merupakan Undang-undang pusat yang mengatakan akan menghapus, maka pemerintah daerah harus punya solusi untuk menangani hal itu," katanya.
Ia menyarankan agar pemerintah segera membuat prodak hukum.
"Pertama pemerintah harus membuat payung hukum terlebih dahulu terkait penghapusan tenaga honorer," ungkapnya.
Baca juga: Diduga Malu Ditegur Guru Gegara Ketahuan Nyontek, Siswa SMA Ini Minta Tali Tambang ke Orang Tuanya
Disampaikan Hamdan, aturan tersebut harus dibuat dengan jelas.
Sebab, kata dia, para tenaga honorer merupakan manusia.
"Sehingga kalau menghapus tanpa memberikan solusi, itu namanya melanggar pancasila," katanya.
Dalam menghadapi permasalahan yang akan dihadapi para tenaga honorer.
Pria dengan pakaian baju batik itu mengajak kepada para honorer untuk mempersiapkan hal itu sejak dini.
Baca juga: Pasokan Senjata AS Tak Berguna di Tangan Tentara Ukraina, Gaptek saat Perang
Menurutnya para tenaga honorer harus bisa berusaha untuk memanfaatkan kesempatan dengan melakukan enterpreneur atau ekonomi kreatif.
Sehingga ketika tiba saatnya pemutusan kerja sebagai honorer, mereka sudah siap untuk bisa berkecimpung dengan pekerjaan lain.
