Vladimir Putin Bangun 13 Pangkalan Udara Militer Baru di Kutub Utara, Simpan Beragam Senjata Canggih
Vladimir Putin Bangun 13 Pangkalan Udara Militer Baru di Kutub Utara, Simpan Beragam Senjata Canggih
TRIBUNBANTEN.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah membangun 13 pangkalan udara militer baru, di wilayah Kutub Utara.
Dalam pangkalan-pangkalan itu, akan diisi berbagai sistem pertahanan udara canggih.
Selain untuk memperkuat militernya, hal ini dilakukan untuk mengancam rute perdagangan Jalur Laut Utara antara Eropa dan Asia.
Baca juga: Petinggi Rusia Buat Presiden Zelensky Ketar-ketir, Ukraina Akan Hilang dari Peta Dunia?
Baca juga: Pilih Gabung Rusia & Dukung Putin, Wali Kota Sviatogorsk Ukraina Kini Diperiksa karena Pengkhianatan
Putin memilih membangun 13 pangkalan udara militer baru di Kutub Utara, seiring meningkatnya upaya untuk mempersenjatai dan memonetisasi kawasan tersebut, selama perang melawan Ukraina.
Pasukan Putin dikabarkan telah menjalankan operasi dengan pengebom Tu-22M3 dan pencegat Mig-31BM Foxhound dari pangkalan tersebut.
Selain itu, juga menyimpan sistem udara S-400 dan SA-17 serta rudal anti kapal Bastion-P di pangkalan udara baru itu.
Pakar kekuatan udara dan teknologi Justin Bronk mengungkap sudah sejauh mana pekerjaan Rusia di Kutub Utara.
Menurutnya, Kutub utara menjadi zona persaingan geopolitik penting, bahkan berpotensi terjadi konfrontasi militer.
Bronk mengatakan, Angkatan Laut Rusia sangat aktif di Kutub Utara.
Hal ini karena kedekatan geografis dan doktrin nuklir yang sudah lama dilakukan serta selama ini mengandalkan patroli bawah es.
Diketahui armada kapal selam pencegah nuklirnya menggunakan rute dan stasiun peluncuran di bawah es.
Laju pencairan es yang terus meningkat mengakibatkan kekhawatiran mendalam bagi para pecinta lingkungan dan ilmuwan perubahan iklim.
Namun bagi Rusia, China dan NATO, hal ini mewakili zona persaingan geopolitik dan berpotensi memunculkan konfrontasi militer.
Baca juga: Makin Gawat! NATO Malah Mau Bangun Pangkalan Militer Permanen di Eropa Timur Dekat Perbatasan Rusia
Baca juga: Ingin Gabung NATO, Tapi Swedia Menolak Jadi Pangkalan Militer Aliansi dan Markas Senjata Nuklir
Dengan es yang terus mencair, rute pengiriman termasuk Jalur Barat Laut dan Rute Laut Utara akan semakin layak dilalui kapal komersial dan militer.
Sehingga semakin mungkin untuk melakukan perjalanan antara Samudra Atlantik dan Pasifik.
Rute-rute ini dapat memangkas waktu pengiriman sebanyak 30 persen dibandingkan dengan rute tradisional, sehingga menawarkan peluang komersial yang menggiurkan.
SUMBER: (Dailymail.co.uk)
