Alokasikan Usulan Penyertaan Modal Negara, PLN Kebut agar 4.700 Desa Dapat Akses Listrik
Target ini sesuai dengan cita-cita pemerintah dalam akses energi yang merata dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
TRIBUNBANTEN.COM - Hingga 2021, rasio desa berlistrik di Indonesia telah mencapai 99,7 persen atau tersisa 293 desa belum menikmati listrik.
Namun, kata Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi, dari angka tersebut masih ada lebih dari 4.700 desa yang dilistriki secara mandiri dan belum menikmati listrik dari PLN.
Untuk itu, PLN menargetkan seluruh desa di Indonesia bisa menikmati listrik dari PLN pada 2024.
Target ini sesuai dengan cita-cita pemerintah dalam akses energi yang merata dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Pariyati Bersyukur Dapat Penyambungan Listrik Gratis, PLN Sediakan Rp 1 Juta untuk 100 Pelanggan
Demi mencapai target, perseroan memanfaatkan dana penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah dengan persetujuan DPR RI.
"Ini sesuai dengan prinsip sila ke-5 Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini, kami harus memberikan akses listrik yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujar Evy.
Melistriki desa bukan tanpa tantangan.
Sasaran desa berlistrik ini mayoritas berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) dengan akses yang sulit dan secara kacamata bisnis tidak feasible.
Menurut Evy, perlu anggaran Rp 25 juta hingga Rp 45 juta untuk bisa melistriki satu kepala keluarga (KK) di desa terpencil.
"Di sinilah peran PMN hadir agar seluruh masyarakat meski di desa tetap bisa mendapatkan akses listrik," ucapnya.
Saat ini rasio desa berlistrik PLN baru mencapai 90,78 persen.
Rata-rata wilayah Kalimantan, Maluku, dan Papua, rasio desa berlistrik masih di bawah 80 persen.
Baca juga: Cara Cek Golongan Tarif Listrik PLN, Jutaan Rumah Tangga Dapat Subsidi Rp 80.000 & Rp 90.000/Bulan
Total investasi untuk bisa mengebut target 100 persen desa berlistrik PLN perlu Rp 18 trilun.
Untuk itu, PLN mengusulkan alokasi PMN Rp 10 triliun pada 2023.
Alokasi ini, Evy merinci akan dialokasikan Rp 1,7 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).