Emak-emak Disabilitas di Subang Jual Makanan di Trotoar hingga Malam, Uangnya Dipakai Anak Mabuk

Berjualan makanan ringan di trotoar Subang hingga larut malam, tapi uangnya dipakai anak untuk mabuk. Ini cerita emak-emak di Subang

Editor: Glery Lazuardi
istimewa/Dok Ramayana Ciplaz Cilegon/Baban Sonjaya
Ilustrasi trotoar. Cerita Mak Iyeum jualan makanan ringan di jalan hingga larut malam 

“Ah bohong. Kamu ini ibu baru jualan pulang gak bawa uang, kamunya bau minuman. Kamu harusnya mikir!,” tegas Dedi murka.

“Harusnya kamu yang gantiin dagang. Kamu durhaka sama ibu. Ari maneh tega indung kieu? Naha indung susah maneh kalah senang-senang (Kamu tega ibu seperti ini? Kenapa ibu susah kamu malah senang-senang). Kenapa kamu gak usaha?,” lanjut Dedi.

Dengan entengnya Pepen menjawab tidak ada lowongan.

Ia pun menjawab tidak ikut berjualan karena mengikuti jejak kakak keduanya yang sama seperti dia.

“Ya saya belum siap pak. Kalau kakak saya sudah bener saya juga ikut bener,” katanya.

Pepen yang hanya lulusan SD ini mengaku pernah ikut kerja sebagai kuli aduk di proyek dengan upah Rp 100.000 per hari.

Namun baginya uang tersebut tidak cukup karena ia ingin minimal bisa menabung Rp 50 ribu dalam satu hari.

“Maneh mah kedul weh. Hayang usaha gampang, duit loba. Sing sadar, Jang! (Itu kamunya saja malas. Pingin usaha gampang, uang banyak. Yang sadar, Jang!,” kata Dedi.

Kang Dedi pun menasihati Pepen agar bertobat dan mengubah kelakuannya.

Ia meminta Pepen mencari pekerjaan dan menggantikan posisi ibunya untuk mencari rezeki.

“Sing karunya atuh. Era, era. Urang wae karunya ningali si emak, maneh nu dijurukeunna naha teu karunya. (Yang kasihan atuh. Malu, malu. Saya saja yang melihat si emak kasihan, kamu yang dilahirkannya kenapa enggak ada rasa kasihan),” ucap Dedi.

Awalnya Dedi akan memberikan bantuan modal usaha untuk Mak Iyeum namun tak jadi karena dikhwatirkan uang malah diambil Pepen untuk mabuk-mabukan.

Akhirnya Dedi memutuskan akan memberikan bantuan modal dengan cara menemui pemilik toko tempat Mak Iyeum berbelanja.

Nantinya uang modal akan dititipkan di toko sehingga Mak Iyeum tinggal mengambil dagangan.

“Jadi emak tinggal ambilin barang tidak usah bayar lagi. Sekarang (malam ini) saya beli saja semua dagangan yang ini, tapi awas ini uang jangan dibelikan ke anaknya,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nenek Disabilitas Jualan hingga Malam di Trotoar, Anaknya Malah Mabuk-mabukan, Dedi Mulyadi Marah"

Grandmother with Disabilities Sells up at Night on the Sidewalk, Her Son Even Gets Drunk, Dedi Mulyadi is Angry

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved