Kemendikbudristek Apresiasi Pengolahan Limbah Cair Hasil Karya Siswa dan Guru SD
Kemendikbudristek RI mengopsikan 3 kurikulum pendidikan, satu diantaranya adalah Kurikulum merdeka untuk tahun 2022.
Penulis: mildaniati | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengopsikan 3 kurikulum pendidikan, satu diantaranya adalah Kurikulum merdeka untuk tahun 2022.
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek) Zulfikri Anas mengatakan, Kurikulum Merdeka melanjutkan kurikulum sebelumnya yang berbasis kompetensi.
Kurikulum ini menerapkan pembelajaran projek, sebagai bagian dari kegiatan intrakurikuler.
Baca juga: 720.000 Ton Limbah Batu Bara Disulap PLN Jadi Batako hingga Pupuk, Diapresiasi Kementerian ESDM
Pembelajaran projek bertujuan untuk penguatan karakter profil pelajar Pancasila, melalui kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui projek ini, siswa memiliki kesempatan luas secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, seperti isu lingkungan, kesehatan, termasuk pengolahan air limbah cuci tangan menjadi air bersih siap pakai.
“Tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak Kemendikbudristek dan sekolah-sekolah saja, namun kita semua, termasuk swasta," ujarnya dalam zoom meeting yang digelar dalam memperingati hari anak nasional, Senin (25/7/2022).
Dalam mendukung program kurikulum merdeka tersebut, Zulfikri mengapresiasi langkah yang sudah dilakukan oleh Suntory Garuda Beverage (SGB).
Dalam merayakan hari anak nasional 2022, SGB meresmikan fasilitas pengolahan air limbah cuci tangan menjadi air bersih siap pakai di SD Islam PB Soediman, Cijantung, Jakarta Pusat.
Fasilitas ini adalah perwujudan dari ide anak-anak dan guru SDI PB Soediman, saat mengikuti Proyek Mizuiku kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah binaan Mizuiku, pada akhir tahun 2021.
Fasilitas pengolahan limbah air ini dapat mengkonservasi air rata-rata 525 liter air per hari, sekitar 15.000 liter per bulan atau setara dengan konsumsi air minum untuk 250 orang dewasa.
Fasilitas pengolahan limbah air tersebut, membuktikan Mizuiku telah memberi dampak positif dalam aspek sosial, lingkungan dan ekonomi kepada masyarakat.
Oleh karena itu, Zulfikri mengaku sangat senang melihat gebrakan Mizuiku dari SGB, terlebih aktivitas yang mendukung kurikulum pembelajaran berbasis proyek, seperti fasilitas pengolahan limbah air ini.
"Saya dengar ada sekolah-sekolah binaan Mizuiku lain di Gowa, Tangerang, Sidoarjo, Pati dan Banjarmasin yang juga memiliki proyek-proyek yang tak kalah hebatnya,” kata Zfikri.
Ong Yuh Hwang, Chief Executive Officer & President Director SGB mengatakan, proyek Mizu adalah kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah yang berlangsung pada Oktober hingga Desember 2021.
Diikuti oleh 24 sekolah dasar, berjumlah 3.430 peserta dari enam daerah di seluruh Indonesia (Jakarta, Tangerang, Bogor, Gowa, Banjarmasin dan Sidoarjo).
SD Islam PB Soedirman berhasil meraih juara pertama, diikuti juara kedua, ketiga serta harapan pertama dan juara harapan kedua diantaranya adalah SDN Gunung Putri Bogor, SDN Periuk 6 Tangerang, SD Bontomanai, Gowa dan SDN Pondok Makmur Tangerang.
Hari anak nasional Mizuiku Resmikan Fasilitas Pengolahan Limbah Air di SD Islam PB Soedirman Cijantung, konservasi rata-rata 15.000 liter air per bulan.
"Fasilitas tersebut merupakan merupakan wujud nyata dari Proyek Mizu, kompetisi inovasi konservasi air antar sekolah Mizuiku," terangnya.
Kepala Sekolah SD Islam PB Soedirman, Edhy Sumarno mengatakan, pihak sekolah sangat bangga dengan inovasi konservasi air yang digagas oleh anak didik dan guru di sekolahnya.
"Dampak konservasi air dari fasilitas pengolahan limbah air cuci tangan ini sangat nyata dan terukur dirasakan oleh siswa, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah kami," jelasnya.
Baca juga: Kemendikbudristek RI Kembali Buka Pendaftaran untuk Program Kampus Mengajar pada Rabu, 25 Mei 2022
"Padahal fasilitas pengolahan limbah air ini baru mencakup satu gedung kelas kami saja," sambungnya.
Dengan keberhasilan fasilitas tersebut, terdapat dua hingga tiga gedung sekolah yang diharapkan juga dapat kelola limbah air di kemudian hari.
"Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada SGB, yang mendukung penuh program pelestarian air bersih dan lingkungan di sekolah kami," paparnya.