Efisien Bisnis Sekitar Rp 1 Triliun Tapi Tetap Jaga Keandalan Listrik, PLN Diapresiasi BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengapresiasi PLN yang sudah melakukan efisiensi.
Darmawan mengucapkan terima kasih kepada BPK yang terus mendukung PLN dalam menjalankan tugas menghadirkan listrik di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Dirut PLN Rasakan Sendiri Hematnya Mobil Listrik, Hanya Butuh Rp 3.750 Tempuh Jarak 10 Km
“Yang kami rasakan adalah resonansi dari batin yang paling dalam bahwa BPK dengan PLN sama-sama ingin membangun PLN yang lebih kokoh dan kuat. Bukan saja saat ini tetapi jauh ke depan. Dalam hal ini bisa berkolaborasi bersama-sama untuk tujuan yang mulia,” ujarnya.
Dia juga meminta seluruh jajarannya untuk dapat terbuka dengan BPK agar tantangan yang ada di masa datang dapat diselesaikan.
Selain itu, Darmawan meminta dukungan kepada BPK untuk memberikan masukan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada tersebut.
Ke depan, dengan beroperasinya pembangkit-pembangkit listrik baru, PLN menghadapi tantangan untuk menyelesaikan masalah over supply yang diakibatkan pertumbuhan ekonomi.
Ditambah lagi adanya pandemi Covid-19 membuat konsumsi listrik tidak sesuai prediksi.
Menurut Darmawan, ada yang namanya elasticity of demand, korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan demand listrik.
Baca juga: Dua SPKLU PLN Diresmikan di Kantor Pusat BNI, Bisa Isi Daya Kendaraan Listrik Buatan Eropa & Amerika
"Jadi elasticity of demand berdasarkan historis waktu itu adalah 1,3 persen. Jadi kalau 1 persen pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan demand listrik adalah 1,3 persen,” ucap Darmawan.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diprediksi sekitar 6 persen, sementara pertumbuhan demand diprediksi di saat itu adalah 8,7 persen.
Adapun realisasi pertumbuhan demand listrik tidak sampai 5 persen.
“Inilah yang menjadi tantangan bahwa kondisi over supply ini disebabkan pada 2015 ada perancangan prediksi yang sangat tinggi berbasis pada data-data historical yang ternyata realisasinya terjadi adanya disparitas,” ujar Darmawan.
Tantangan saat ini adalah pembangkit-pembangkit listrik swasta yang sudah terkontrak menggunakan sistem take or pay sehingga, listrik tersebut harus diserap.